Mamuju (ANTARA News) - Satu dari lima perusahaan yang akan mengolah minyak dan gas (Migas) di Sulawesi Barat (Sulbar), Exxon Mobil mulai melakukan studi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) sebelum melakukan eksplorasi Migas di Blok Mandar, yang terletak di perbatasan Kabupaten Majene dan Polewali Mandar. "Tahun ini Exxon Mobil sedang melakukan studi pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan," kata Vice President Exploration Exxon Mobil, Asep Sulaeman, pada acara kunjungan kehormatan dan sosialisasi Exxon Mobile, di Mamuju, Rabu. Dalam studi Amdal tersebut, kata Sulaeman, Exxon Mobil bekerjasama dengan tim studi dari Universitas Tadulako Palu (Sulawesi Tengah). Melalui studi Amdal ini, lanjut dia, akan dikaji secara mendalam mengenai prediksi kemungkinan dampak yang akan timbul akibat dari eksplorasi Migas itu, baik menyangkut aspek ekologi, sosial, ekonomi dan budaya. Kunjungan kehormatan dan sosialisasi yang dilakukan pihak Exxon Mobile dilaksanakan di ruang Pola Kantor Pemprov Sulbar, dihadiri Wakil gubernur Sulbar, Amri Sanusi, Sekprov Sulbar, Tashan Burhanuddin, dan Bupati Polman, Ali Baal, serta sejumlah komponen masyarakat di Sulbar. Sebelumnya, pihak Exxon Mobil juga sudah pernah telah melakukan kegiatan serupa di Kabupaten Mamuju Utara yang juga akan mengolah Blok Migas Pasangkayu (Mamuju Utara) pada Maret 2007. Sulaeman mengatakan, Exxon Mobil merencanakan tahun 2008 akan melakukan survei seismic dengan luas wilayah sekitar 1.750 kilometer persegi, sedangkan luas blok wilayah eksplorasi sekitar 4.200 kilometer persegi. Ia mengatakan, eksplorasi Migas yang akan dilakukan Exxon Mobil berada di perairan laut dengan kedalaman sekitar 1.000 sampai 2.000 meter dengan menggunakan teknologi canggih. Menurut dia, Exxon Mobil yang sebelumnya telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Pemerintah RI pada 21 Maret 2007 untuk mengolah Migas di Blok Mandar akan melakukan pengeboran tiga sumur minyak sampai pada tahun 2009. "Pada tahun 2009 Exxon Mobil akan melakukan eksplorasi pada tiga sumur Migas, untuk menentukan apakah eksplorasi Migas yang dilakukan berhasil dan pengeboran tersebut terdapat cadangan Migas, kalau berhasil akan dilanjutkan eksploitasi," ujarnya. Sementara itu, Asisten I Pemerintah Kabupaten Majene, Ali Side minta pihak Exxon Mobil juga agar memikirkan nasib para nelayan yang mengusahakan rompon di perairan laut Blok Mandar dengan memberikan kompensasi, jika telah ada kegiatan eksplorasi migas di wilayah perairan itu. "Umumnya masyarakat di Majene mempunyai mata pencarian sebagai nelayan, sehingga kalau romponnya terganggu karena ada kegiatan eksplorasi migas, mereka akan berhenti menjadi nelayan," ujarnya. Menanggapi hal tersebut, pihak Exxon Mobil, Asep Sulaeman berjanji akan melakukan kerjasama dengan Pemerintah kabupaten Majene dan Polman untuk memikirkan kepentingan para nelayan yang mencari ikan di wilayah perairan itu. Selain Exxon Mobil, juga terdapat empat perusahaan lain yang telah memenangkan tender untuk mengolah migas di wilayah Sulbar antara lain PT. Marathon International di Blok Pasangkayu (Kabupaten Mamuju Utara) dengan luas areal konsensi 4.707,63 Km, Conoco Philips di Blok Kuma (Kabupaten Mamuju) dengan areal konsensi 5.066,10 Km. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007