Sarolangun, Jambi (Antara News) - Dalam rangka mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Rabu.

Dalam peresmian tersebut Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE, Noor Arifin Muhammad mengungkapkan bahwa pembangunan PLTMH ini merupakan inisiatif bersama dari masyarakat, yang diimplementasikan melalui kerja sama pendanaan dari beberapa pihak, yakni United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB, Bank Jambi, serta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

"Ini menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia. Kami sangat mengapresiasi dan mendukung program ini," kata Noor Arifin di lokasi peresmian.

Selain meresmikan satu unit PLTMH di Desa Lubuk Bangkar yang memiliki kapasitas 60 kW dan telah beroperasi pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2018, Ditjen EBTKE juga meresmikan revitalisasi tiga unit PLTMH yang terletak di Desa Ngaol, Desa Air Liki dan Desa Air Liki Baru, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin. Ketiga PLTMH tersebut memiliki kapasitas masing-masing sebesar 40 KW dan telah beroperasi mulai akhir Agustus 2018.

Noor Arifin mengatakan bahwa program ini memberikan akses listrik pada 4.448 orang dari 803 rumah tangga. Selain itu, juga memberikan pengaruh jangka panjang terhadap pengembangan daerah, untuk mengurangi kesenjangan pembangunan nasional. Untuk menjaga keberlanjutan PLTMH ini, operator di setiap desa akan dilatih untuk mengelola pembangkit listrik tersebut.

Desa Lubuk Bangkar adalah salah satu desa termiskin di Kecamatan Batang Asai. Akses menuju lokasi ini ditempuh selama 8-9 jam perjalanan darat dari Kota Jambi.

Sementera Desa Ngaol, Air Liki dan Air Liki Baru adalah desa paling ujung dari Kecamatan Tabir Barat, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat. Ditempuh selama 10 jam jalur darat dari kota Jambi, ditambah dengan dua jam jalur sungai dengan perahu dan 30 menit sepeda motor dengan medan naik turun bukit yang curam.

Rencananya, listrik yang dihasilkan dari PLTMH tersebut nantinya akan dipergunakan masyarakat untuk proses penggilingan dan pengepakan biji kopi, produksi keripik pisang, peningkatan kerajinan tikar pandan, dan pengolahan pakan ternak.

Ditempat yang sama Country Director UNDP Indonesia, Cristophe Bahuet menuturkan bahwa pembangunan PLTMH ini sangat penting, karena listrik yang masuk ke desa ini untuk pertama kali akan memberi harapan dan kesempatan bagi warga.

"Sebelumnya, proses persalinan terpaksa dilakukan dalam gelap gulita, anak-anak belajar dan beribadah dengan cahaya lilin dan tanpa listrik, kesempatan untuk berwirausaha pun sangat kecil," ucap Cristophe Bahuet.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018