Jakarta (ANTARA News) - Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Leo Nababan, di Jakarta, kemarin, menyatakan, Kamrussamad bersama jajarannya yang memprakarsai Kaukus Muda Golongan Karya dan melakukan sejumlah aktivitas atas nama partai, termasuk temu regional se-Jawa, Bali, Nusa Tenggara, harus mendapat tindakan tegas berupa pemecatan. "Kami juga mendesak jajaran Partai Golkar pimpinan HM Jusuf Kalla segera membuat laporan kepada pihak berwajib atas penyalahgunaan atribut Partai Golkar dan penyalahgunaan struktural kepartaian yang dilakukan Kamrussamad dkk," tegasnya kepada ANTARA News. Leo Nababan dan jajarannya di Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar pantas berang, karena pihaknya menemukan kopi surat undangan beserta formulir peserta temu reional Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang diprakarsai Kamrussamad dkk atas nama Kaukus Muda Golongan Karya. Dalam surat dan lampiran formulir keikutsertaan yang dibuat per tanggal 6 Agustus 2007 itu, Kamrussamad menggunakan logo Partai Golkar, lengkap dengan lambang Pohon Beringin, disertai cap Kaukus Muda Golongan Karya. "Ini sudah keterlaluan. Ada yang coba-coba memecah soliditas Partai Golkar dengan menggalang kekuatan didukung modal besar. Buktinya, di formulir keikutsertaan pada temu regional itu ada catatan, bahwa akomodasi dan konsumsi disediakan oleh panitia," ungkap Leo Nababan. Karena itu, ia dan kawan-kawan di Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar juga mendesak segera dilakukan pemecatan atas para pemecah belah kekuatan partai itu. "Ini harus dipecat dari keanggotaan maupun jabatan kepengurusan di berbagai jenjang, karena telah mencemarkan nama organisasi, baik logo maupun strukturalnya. Sebab, dengan logo yang `dicuri`, meraka mengundang jajaran partai di tingkat provinsi," tukas Leo Nababan. Ia juga meminta kepada seluruh jajaran Partai Golkar dari tingkat daerah hingga pusat agar tetap menjaga soliditas partai berlambang Pohon Beringin ini. "Jangan kita mau diadudomba oleh anasir-anasir yang berencana merusak suasana tenteram partai kita," tambah Leo Nababan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007