Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur tengah melacak keberadaan tersangka ledakan bom di Pasuruan (11/8) yang kabur yakni Nadzir (keponakan H Ilham) yang merupakan pemilik bahan peledak. "Polisi masih melacak tersangka Nadzir yang konon kabur bersama keluarganya ke sejumlah lokasi persembunyian," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dra Pudji Astuti MM di Surabaya, Senin. Oleh karena itu, katanya, polisi menyisir sejumlah lokasi persembunyian yang diduga menjadi sasaran pelarian tersangka. "Kalau Nadzir dapat ditangkap, maka polisi akan dapat mengetahui asal-usul bahan peledak jenis TNT yang jumlahnya sangat banyak di TKP (tempat kejadian perkara)," tegasnya. Selain itu, katanya, jika Nadzir tertangkap, maka jumlah tersangka akan sangat mungkin bertambah, karena asal-usul bondet (bom ikan) yang meledak itu pun dapat ditelusuri. Tentang pemilik rumah yang mengalami ledakan H Ilham, ia mengatakan tersangka saat ini sedang diperiksa sebagai tersangka di Polresta Pasuruan. "Tersangka tidak diperiksa di Polda Jatim, tapi di Polresta Pasuruan," katanya didampingi Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo. Hingga kini polisi masih menetapkan lima tersangka ledakan di rumah Jalan Airlangga Gg Anggrek, Pasuruan pada 11 Agustus 2007 pukul 14.02 WIB itu. Lima tersangka dalam ledakan yang menyebabkan lubang berdiameter 20 cm, delapan rumah rusak berat, tiga korban tewas, dan tiga korban luka-luka adalah H Ilham, Nadzir, dan tiga korban tewas (Marsiti, Yusuf, dan Mansur). Dari Pasuruan dilaporkan bahwa tim identifikasi Polda Jatim yang dipimpin Kalabfor Polri Cabang Surabaya di Polda Jatim Kombes Pol Bambang W Suprapto menemukan tambahan potongan bagian tubuh korban, TNT, dan detonator. Potongan tubuh yang ditemukan lagi berupa perut bagian bawah hingga kaki yang diduga milik Marsiti (adik H Ilham), sebab mayat Marsiti yang diotopsi dan diidentifikasi di RS Bhayangkara Polda Jatim hanya berupa bagian kepala. Polisi juga menemukan TNT seberat 10 kg dan detonator sebanyak 500 unit. Sebelumnya, polisi telah menemukan detonator dari kertas aluminium sebanyak 934 buah dengan diameter 0,5 cm, dan bahan peledak sebanyak 10 kg dari jenis TNT. ANTARA mencatat kasus ledakan di Pasuruan diduga terkait kasus ledakan yang terjadi sebelumnya pada kutun 2005- 2007 yakni pada 7 Juli 2006 telah terjadi ledakan di rumah Yordan di Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan. Dalam kejadian itu, di rumah Yordan ditemukan sebanyak 54 TNT, kemudian pemilik rumah (Yordan) menjadi tersangka tewas setelah dirawat di rumah sakit, akibat terkena ledakan. Dalam kasus ledakan tersebut, juga diduga ada keterlibatan Nadhir yang kini masih diburu tersebut. Sebelumnya, pada 23 Juli 2005 juga terjadi ledakan di rumah Saiful di Dusun Blusuk, Desa Parasrejo, Pasuruan. Ledakan tersebut mengakibatkan Anisah, istri Saiful mengalami luka patah tangan. Saat kejadian itu, Saiful melarikan diri, dan baru tertangkap di Sumbawa. Dalam kasus ini, Yordan yang tewas dalam ledakan di Blandongan adalah paman Anisah. Pada 3 oktober 2007, di stasiun kereta api di Sidoarjo ditangkap Mahmud yang kedapatan membawa sejumlah TNT yang diangkut dengan becak. TNT-TNT tersebut terungkap berasal dari Kaniati, seorang istri oknum Marinir, Serka AK. Kaniati telah divonis 15 tahun penjara, Anisah divonis empat bulan masa percobaan, Saiful divonis 4,5 bulan masa percobaan, dan Mahmud divonis lima bulan tahanan, sedangkan berkas Serka AK dilimpahkan ke POMAL Odmil V Surabaya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007