Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, telah berikrar untuk "adil" terhadap semua keyakinan dan dia menyeru kepada minoritas untuk bersabar atas perdebatan hukum termasuk mengenai kebebasan beribadah, tulis laporan pada hari Minggu. Perdana menteri itu juga tidak mengesampingkan peninjauan ulang oleh parlemen atas undang-undang yang sekarang ini berlaku, demi menyelesaikan konflik-konflik kewenangan pengadilan negara dan pengadilan agama. "Saya sebagai perdana menteri mewakili semua ras. Saya harus adil kepada semuanya," kata Abdullah sebagaimana dikutip kantor berita Bernama, saat dia mengunjungi negara bagian Sabah pada hari Sabtu. "Saya tahu ini adalah hal yang serius. Kita tidak bisa menghindarinya," kata Abdullah sebagaimana dikutip koran Star maupun koran New Straits Times. Di sisi lain, dia mengemukakan bahwa penyelesaian masalah itu "tidak bisa buru-buru." Minoritas di Malaysia yaitu para pemeluk Budha, Kristen dan Hindu telah mengungkapkan kekhawatiran atas beberapa putusan pengadilan yang berpihak pada muslim, meski undang-undang dasar menjamin kebebasan beragama. Kasus yang paling ramai salah satunya adalah putusan Pengadilan Federal yang menolak pengakuan hukum atas seorang perempuan yang beralih ke Kristen, dengan alasan hanya pengadilan Syariat yang bisa mengesahkan hal tersebut. Malaysia berpenduduk 27 juta jiwa dan lebih dari 60 persen di antaranya beragama Islam, yang juga menjadi agama resmi negara itu menurut undang-undang dasar, demikina AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007