Tangerang (ANTARA News) - Penjualan truk Mitsubishi Fuso tidak terganggu oleh kenaikan nilai tukar rupiah yang mendongkrak harga kendaraan niaga tersebut di dalam negeri.

"Kami sudah menaikkan harga (truk Fuso) naik sejak Mei," kata Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Duljatmono, ditemui di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Tangerang, Banten, yang berlangsung 2-12 Agustus 2018.

Menurut dia, kenaikan harga truk tersebut sejauh ini tidak mengganggu penjualan Mitsubishi Fuso.

Bahkan pada semester 1 KTB yang merupakan agen pemegang merek Fuso mendulang kenaikan penjualan sebesar 25 persen.

"Kenaikan harga 1,5 persen itu tidak ngaruh, mungkin karena memang bisnis lagi bagus " ujar Duljatmono.

Ia mengatakan ada tiga pendorong pertumbuhan permintaan truk dan kendaraan niaga lainnya di Indonesia, yaitu pembangunan infrastruktur serta membaiknya harga komoditas perkebunan khususnya kelapa sawit dan komoditas tambang terutama batubara.

Duljatmono optimistis pertumbuhan permintaan truk pada semester 1 akan berlanjut pada semester 2 tahun ini, seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau tidak ada kejadian besar, permintaan truk semester 2 biasanya selalu lebih bagus dari semester 1," ujarnya.

Oleh karena itulah, lanjut dia, KTB meluncurkan lima varian baru truk medium, Fighter, untuk bidik pasar infrastruktur, logistik, maupun perkebunan dan pertambangan.

Produk baru yang dipamerkan di GIIAS 2018 itu adalah FM65FS Hi Gear (4×2) M/T, FM65FS (4×2) M/T, FM65FL (4×2) M/T, FN62FM HD (6×2) M/T, dan FN62F HD (6×4) M/T.

Baca juga: Spider, truk "bercakar" dari Mitsubishi Fuso

KTB menargetkan hingga akhir tahun 2018 penjualan truk Fuso menembus angka 53 ribu unit dengan pangsa pasar sekitar 46 persen.

Pulau Jawa, termasuk wilayah Jabodetabek masih memberi kontribusi penjualan terbesar 55 persen, kemudian Sumatera sekitar 30 persen, sisanya wilayah lain di Indonesia.

Baca juga: Fuso bidik dominasi absolut pasar niaga, langkah pertama 46 persen tahun 2018
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018