Cirebon (ANTARA News) - Akibat gempa di Indramayu, Kamis dinihari, operasional Kilang BBM Pertamina UP-VI Balongan terganggu karena tiga dari lima Steam Turbin Generator (STG) mendadak mati pada saat gempa terjadi pukul 00:04 WIB sehingga mengganggu kinerja beberapa unit produksi pada Kilang UP-VI Balongan. "Akibat matinya tiga STG itu, operasi kilang sempat terganggu selama 4 jam dari pukul 00.04 WIB hingga pukul 04.00 WIB, tetapi tidak sampai back out," kata Kepala Hupmas UP-VI Balongan Drs H Darijanto di Balongan, Indramayu, Jabar, Kamis. Ia menjelaskan, setelah dilakukan perbaikan pada tiga unit STG yang tak berfungsi itu akhirnya kilang dapat dioperasikan kembali pada pukul 04.00 WIB. Darijanto belum dapat memastikan berapa nilai kerugian akibat terganggunya operasi kilang tersebut tetapi yang jelas produski saat gangguan tidak bisa maksimal. "Kerugian materi sampai saat ini belum bisa dihitung," katanya. Sumber di Pertamina UP VI Balongan menjelaskan, STG atau sistem pembangkit uap berfungsi memberikan pasokan listrik kepada sejumlah instalasi dan semua unit di UP VI Balongan mempunyai dua jalur jaringan listrik, sehingga, ketika salah satu jalur ada masalah, maka tidak akan menganggu keseluruhan sistem pasokan lsitrik. Kejadian matinya STG sempat juga terjadi 17 April 2005 lalu, karena meledaknya trafo di jalur A yang menyebabkan seluruh sistem mati atau black out, tetapi, kemudian semua sistem kembali normal setelah pembangkit tenaga uap (STG) kembali diaktifkan dan pasokan listrik sedikit demi sedikit mulai normal. Jumlah produksi harian UP VI Balongan yaitu 9.550 kiloliter (kl) premium, 2.500 kl minyak tanah, 4.380 kl solar, 400 kl IDF, 1.200 ton LPJ dan 550 ton Propylene. Kilang UP VI Balongan yang dulu bernama Proyek Exor mulai beroperasi Juni 1994 dan pada 2005 sudah bisa memproduksi 31,3 juta barel bahan bakar minyak.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007