Jakarta (ANTARA News) - Crossover Juke dari Nissan dimaksudkan untuk menjadi polarisasi dalam menggaet konsumen muda, tetapi ternyata ini tidak “ampuh” bagi pasar dan konsumen di Amerika Serikat.

Buntutnya, Nissan AS akhirnya tidak menyertakan (meng-drop) Juke dari daftar lineup kendaraannya alis tidak menjadi model yang ditawarkan untuk konsumen di negara ini, demikian dilaporakan Automotive News baru-baru ini.

Nissan telah menjual 10.157 Juke di AS pada tahun 2017, turun 48 persen dari tahun sebelumnya.

Sebaliknya, Juke tetap menjadi salah satu merek dagang yang paling laris di Eropa, dengan 95.000 penjualan di sana tahun lalu. Pekan lalu, Nissan mengumumkan bahwa pabrik perakitan di Sunderland, Inggris, mengumumkan produksi yang ke-1 juta unit.

Di AS dalam era crossover yang selalu lebih luas dengan ruang kargo yang luas, Juke dijuluki sebagai “mobil crossover sport”—model kecil yang bersemangat dengan interior yang dirancang untuk kaum muda lajang.

Tempat duduk belakangnya sempit dan ruang kepala tak cukup luas—tetapi perencana Nissan menjelaskan bahwa itu tidak dimaksudkan untuk pembeli keluarga. Target pembeli adalah pria muda lajang.

Baca juga: Nissan Juke dikabarkan bakal berhenti beredar di Amerika Serikat

Nissan menekankan bahwa Juke seharusnya menjadi alternatif untuk crossover standar.

Empat tahun lalu, berbicara tentang pentingnya Juke berlanjut sebagai produk "bukan untuk semua orang", kepala desain global Nissan saat itu Shiro Nakamura mengatakan visinya untuk generasi Juke berikutnya adalah membuatnya lebih polarisasi.

Namun, pada akhirnya Juke tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup di AS, dan Nissan Amerika Utara memilih untuk tidak lagi mengimpornya pada tahun depan.

Baca juga: Nissan Juke sudah diproduksi 1 juta unit di pabrik Sunderland
Penerjemah: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018