Kalau mereka tetap menjadi caleg maka dikhawatirkan tugas kementerian terganggu
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria menyarankan menteri-menteri yang menjadi calon anggota legislatif untuk Pemilu 2019 mundur dari jabatannya agar kinerja pemerintahan tetap berjalan baik.

"Saya nilainya lebih baik para menteri itu mundur dan menyerahkan kepada orang yang lebih fokus menjalankan tugas sebagai menteri," kata Riza di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan memang tidak ada aturan yang melarang seorang menteri mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, namun etikanya lebih baik mereka mengundurkan diri daripada tidak bisa menjalankan tugas sepenuhnya.

Politisi Partai Gerindra itu mengatakan dengan mengundurkan diri, calon yang bersangkutan bisa fokus menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan masing-masing tanpa mengganggu kinerja pemerintahan.

"Kalau mereka tetap menjadi caleg maka dikhawatirkan tugas kementerian terganggu. Bagaimana mungkin, tugas kementerian pada hari libur saja sangat padat, sementara di sisi lain harus ke dapil dalam rangka kampanye," katanya.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengungkapkan ada tujuh menteri di Kabinet Kerja yang didaftarkan partai politiknya menjadi calon anggota legislatif untuk pemilihan umum 2019.

Menteri yang menjadi caleg di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (PDIP), Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (PDIP), Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (PPP), serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur (PAN).

Selain itu, ada tiga menteri dari PKB yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum sebagai caleg, yakni Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjoyo.

Baca juga:
PDIP hanya daftarkan dua menteri jadi caleg
Wapres: menteri "nyaleg" ganggu kinerja kabinet

 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018