Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), Taufiq Effendi, menyatakan bahwa tidak ada titipan kepada panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meloloskan calon tertentu. "Tidak ada pesan-pesan. `Please, please`, tidak mungkinlah," ujarnya saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan beberapa nama anggota pansel lain, seperti Mas Achmad Santosa, yang juga tidak mungkin mendapatkan titipan untuk meloloskan nama tertentu. Taufiq mengatakan, keputusan pansel untuk meralat jumlah yang lolos seleksi makalah justru adalah untuk memberikan hak bagi mereka yang memang memiliki kualitas untuk terus maju. Pansel calon pimpinan KPK pada Selasa (24/7) mengumumkan calon yang lolos seleksi malakah sebanyak 231 orang. Namun, satu hari kemudian, pansel meralat jumlah itu menjadi 236 orang dari 474 calon yang lolos seleksi administrasi. Pansel beralasan, penambahan lima orang yang lolos seleksi makalah itu karena ternyata ada delapan makalah yang belum terbaca oleh panitia. Dari delapan makalah yang diajukan oleh calon itu, pansel memutuskan lima yang lolos. Menpan mengatakan, kesalahan itu terjadi karena delapan makalah tersebut terselip di antara berkas-berkas lainnya. "Jadi, waktu kita umumkan, saya cek lagi daftar itu, ternyata ada yang kurang, ada delapan makalah yang belum diperiksa. Setelah di`foto copy`, ternyata makalah itu tertumpuk dan tertutup map-map," ujarnya. Ia menambahkan, sebagai Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK, maka dirinya memilih untuk dipertanyakan tentang penambahan calon yang lolos seleksi makalah itu, dibanding membiarkan hak mereka yang seharusnya bisa lolos terhambat karena didiamkan. "Sebenarnya bisa saja saya diamkan, toh juga tidak akan ada yang tahu. Tetapi, saya tidak mau begitu, meski konsekuensinya akan dipertanyakan orang. Tetapi, saya memilih lebih baik ambil risiko, orang yang berhak jangan sampai kehilangan haknya," katanya. Taufiq juga membantah bahwa lima nama calon yang ditambahkan itu sebagai titipan dari kalangan birokrat. "Tidak ada pesan-pesan sama sekali," tegasnya. Menpan berjanji, untuk tahap proses seleksi berikutnya, pansel akan memperhatikan jejak rekam para calon dan juga tanggapan yang disampaikan oleh masyarakat tentang kualitas dan integritas para calon. "Kalau jumlahnya sudah menyusut, misalnya tinggal 40-an, tentu kita lakukan itu. Kita juga akan meminta pendapat para tokoh atau orang lain yang mengenal para calon," demikian Taufiq. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007