Mamuju (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, mengatakan pemerintah dapat mengizinkan kapal asing beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia jika mereka memiliki industri perikanan di negeri ini. "Kami tidak melarang kapal asing beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia, asalkan ada industri perikanannya di sini. Tapi kalau tidak bangun industri di sini, kapal asing tidak diperkenankan menangkap ikan di wilayah Indonesia," ujarnya kepada wartawan usai pencanangan gemar makan ikan (Gemarikan) di Mamuju, Rabu. Mantan gubernur Papua itu juga meminta perusahaan kapal asing yang membangun industri supaya dapat memberdayakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Indonesia. "Silahkan perusahaan kapal asing menangkap ikan di perairan Indonesia, tapi harus bangun industri dengan pola plasma agar industri tersebut bisa maju dan bisa memperluas lapangan kerja serta mengatasi kemiskinan," ujarnya. Menurut menteri, pemerintah Indonesia memperketat izin operasi penangkapan ikan di wilayah perairan Indonesia karena merugikan negara. Di samping itu agar industri perikanan dalam negeri bisa hidup. Bila hasil tangkapan ikan oleh kapal-kapal asing diolah di Indonesia, maka bisa memberikan kontribusi ekonomi yang besar bagi negeri ini, ujarnya. Menteri mengajak investor asing yang berminat membangun industri untuk memanfaaatkan potensi sumber perikanan yang ada di wilayah Nusantara, dan ia juga berharap kepada pemerintah daerah bisa memberikan kemudahan untuk menerima kehadiran investor tersebut. "Kalau ada investor asing yang berkeinginan membangun industri di daerah, silahkan saja, tetapi harus bermitra dengan pengusaha lokal dan memberdayakan tenaga kerja lokal," ujarnya. Numberi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan lembaga terkait dalam melakukan pengawasan kapal-kapal asing yang beroperasi menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia. Menyinggung pencanangan gerakan makan ikan (Gemarikan), Numberi mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berkualitas.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007