Jakarta (ANTARA News) - Kota Jakarta akan segera memiliki gedung pusat perdagangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang akan mendorong peningkatan kualitas dan kesempatan para pengusaha kecil untuk memperluas usaha mereka. "Serah terima bangunan Jakarta UKM Centre (JUC) telah dilakukan Rabu (25/7) ini dari pengembang Jakarta Royalti kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta sementara peresmiannya akan dilakukan pada 14 Agustus nanti," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah DKI Jakarta Mara Oloan Siregar di Balaikota Jakarta, Rabu. Gedung pusat UKM itu terletak di kawasan Waduk Melati tak jauh dari kawasan Bundaran Hotel Indonesia dengan luas tanah 7.058 meter persegi dan luas bangunan 19.466 meter persegi dengan enam lantai. "Di dalamnya akan terdiri dari 589 gerai dengan masing-masing memiliki luas dua kali dua meter persegi. Mulai Februari lalu sudah ada 600 pengusaha kecil dan menengah yang kita seleksi dan nantinya menempati lokasi itu," katanya. Setiap pengusaha akan mempunyai waktu dua tahun menempati gerai di lokasi tersebut dan tidak dikenakan bayaran untuk sewa, namun setelah itu dengan asumsi ia telah mampu mandiri maka harus keluar dari situ dan digantikan pengusaha kecil lainnya. Evaluasi sendiri akan dilakukan setiap enam tahun. "Namun ada masukan dari pedagang agar waktunya diperpanjang menjadi tiga tahun. Itu akan kita bicarakan, untuk menentukan itu akan ada peraturan gubernur yang mengaturnya," papar Oloan. Proses seleksi dari 600 menjadi 589 pun dilakukan bekerjasama dengan organisasi atau lembaga yang membina UKM. Sebagai contoh untuk bidang batu mulia akan bekerjasama dengan Dinas Pertambangan DKI Jakarta sedangkan kerajinan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata. Juga dilakukan kerjasama dengan asosiasi UKM dan pengusaha swasta yang membina sektor tersebut. Oloan juga memaparkan, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta agar UKM yang ditampung dalam fasilitas tersebut tidak hanya berasal dari Jakarta namun juga dari seluruh Indonesia. "UKM Nasional juga harus dilibatkan dengan komposisi 70 persen UKM asal Jakarta dan 30 persen dari luar DKI Jakarta, namun syaratnya untuk yang dari provinsi lain haruslah merupakan produk atau usaha unggulan," katanya mengutip Sutiyoso. Jenis-jenis produk yang akan dipasarkan di pusat UKM tersebut antara lain produk garmen, kerajinan dari kulit maupun kayu dan bahan lainnya dan juga batu mulia. "Juga akan dilengkapi dengan pusat jajanan yang menjual produk-produk makanan tradisional Indonesia, sedangkan lantai enam akan digunakan untuk pameran produk," ujar Oloan. Karena dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, maka anggaran perawatan akan dicantumkan dalam APBD DKI Jakarta, masih menurutnya, untuk 2007 dana yang dialokasikan bagi operasional selama sembilan bulan hingga akhir tahun mencapai Rp4,5 miliar. "Tahun berikutnya akan kita ajukan dengan disesuaikan kebutuhan yang ada," tegasnya. Akan ada retrebusi bagi pengusaha UKM, namun demikian besarannya akan disesuaikan dengan Perda nomor 1 tahun 2006 tentang retrebusi di Jakarta.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007