Bekasi (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengimbau pemudik yang akan melintas di wilayahnya untuk memanfaatkan sejumlah koridor alternatif menyusul adanya potensi kemacetan di lintasan utama Jalan KH Noer Alie Kalimalang.

"Pemudik agar nanti mencari jalan alternatif lain, bukan hanya mengandalkan Jalan KH Noer Alie Kalimalang karena ini akan berimbas dengan kemacetan," kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi Deded Kusmayadi di Bekasi, Senin.

Berdasarkan pemetaan awal, ada setidaknya tiga titik yang dikhawatirkan akan menjadi pusat kepadatan kendaraan di Jalan KH Noer Alie Kalimalang saat mudik berlangsung.

Ketiganya ialah Pasar Sumber Arta yang merupakan perbatasan Kota Bekasi dengan Jakarta Timur, simpang Caman dan Galaxy yang masih ada pekerjaan tiang tol Becakayu.

Pekerjaan tiang tol tersebut mengakibatan penyempitan badan jalan yang berimbas pada antrean kendaraan.

"Selepas ruas Kamala Lagoon, baru lepas hambatan dan tidak ada kendala hingga ke perbatasan dengan Kabupaten Bekasi melalui Jalan M Hasibuan-Jalan Chairil Anwar," katanya.

Deded mengatakan di Kota Bekasi terdapat sejumlah koridor alternatif yang bisa dimanfaatkan pemudik dari arah Jakarta muni Pantai Utara Jawa.

Koridor tersebut di antaranya Jalan Sultan Agung - Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Ir H Djuanda - Jalan Chairil Anwar, Jalan I Gusti Ngurah Rai - Jalan Jendral Sudirman - Jalan Ir H Djuanda.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air perihal perbaikan badan jalan di koridor alternatif mudik.

"Instansi terkait telah kami hubungi untuk memastikan kondisi badan jalan sudah diperbaiki sebelum dilintasi pemudik," katanya.

Ia memprediksi pemudik akan mulai bergerak melintasi Kota Bekasi pada Jumat (8/6) malam atau hari terakhir bekerja jelang cuti bersama.

Deded memprediksi, puncak arus mudik bisa terjadi pada Sabtu (9/6) juga Minggu (10/6).

Baca juga: Yogyakarta siapkan alternatif pengalihan arus jalan Parangtritis saat Lebaran

Baca juga: Banyumas kebut perbaikan jalur alternatif

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018