Jangan mudik H-2 dan H-3 karena pada saat itu puncak mudik dan kemungkjnan macet sangat tinggi, saya sarankan gunakan waktu lebih awal, misalnya dari H-7."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik dari jauh-jauh hari dan tidak di puncak arus mudik, yaitu H-2 dan H-3 Lebaran 2018.

"Jangan mudik H-2 dan H-3 karena pada saat itu puncak mudik dan kemungkjnan macet sangat tinggi, saya sarankan gunakan waktu lebih awal, misalnya dari H-7," kata Budi dalam Apel Siaga Kesiapan Angkutan Laut Lebaran 2018 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis.

Budi juga tidak menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan mudik dengan sepeda motor dan memanfaatkan mudik gratis, baik darat maupun laut.

"Untuk laut sendiri kita siapkan hadiah sepeda motor bagi masyarakat, jadi mudik dengan kapal laut dan pulangnya bisa membawa sepeda motor," katanya.

Selain itu, ia menginstruksikan uji petik kelaikan kapal terutama yang melayani angkutan Lebaran karena sangat penting guna memastikan terpenuhi standar moda kapal dalam melayani penumpang.

"Tugas angkutan Lebaran adalah tugas mulia, tugas berat di jajaran Ditjen Perhubungan Laut dan memiliki rasa tanggung jawab. Saya berpesan petugas memberikan kontribusi optimal bekerja dengan iklas dan sungguh-sungguh demi menyukseskan angkutan lebaran mudik bareng guyub rukun," katanya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H Purnomo menjelaskan Apel Siaga ini bertujuan untuk memantapkan koordinasi antar petugas, instansi terkait, penyedia jasa dan asosiasi yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran, sehingga diharapkan masyarakat dapat melakukan perjalanan mudiknya dengan lancar, aman, selamat, tertib dan nyaman.

Menurut Agus, perjalanan mudik ke kampung halaman sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia pada saat datangnya Hari Raya Idul Fitri.

"Pada saat itu, terjadi perpindahan masyarakat dengan jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Sebagaimana arahan Menhub pada apel siaga tadi, Kondisi seperti ini tentu saja harus diantisipasi dengan penyediaan sarana angkutan publik yang andal termasuk pada moda transportasi laut," katanya.

Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan memulai penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran tahun 2018 (1439H) pada H-15 (31 Mei 2018) sampai dengan H+15 (1 Juli 2018).

"Bersamaan dengan penyelenggaraan angkutan laut Lebaran ini, akan dilakukan pula kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan laut di 52 pelabuhan pantau melalui Posko Angkutan Laut Lebaran tahun 2018 (1439H), yang merupakan bagian dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan," katanya.

Sedangkan kepada para petugas di lapangan, Dirjen Agus berpesan untuk memberikan kontribusi yang optimal serta bekerja dengan ikhlas dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan pengawasan terhadap keselamatan pelayaran demi mensukseskan angkutan lebaran tahun 2018 dengan slogan nasional Mudik Bareng Guyub Rukun.

"Laksanakan tugas dengan tanggap dan penuh semangat melayani saudara-saudara kita yang akan melakukan mudik, jangan segan memberikan bantuan kepada para pemudik yang membutuhkan bantuan, baik di pelabuhan, maupun di atas kapal laut selama dalam pelayarannya," ujarnya.

Sedangkan hal lain yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian bagi kepada seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut, kata Dirjen Agus adalah selalu meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan dan pengawasan di sekitar wilayah kerja masing-masing.

"Tingkatkan koordinasi, sinergitas dan soliditas untuk melawan semua bentuk ancaman dan teror serta tindak tegas segala bentuk aksi yang dapat mengganggu keamanan, keselamatan dan kelancaran pelayanan transportasi laut pada masyarakat. Semoga penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran Tahun 2018 dapat berjalan dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Agus juga meminta para para petugas di lapangan untuk memastikan setiap kapal yang berlayar tidak melebihi kapasitas penumpang.

"Kami mengimbau kepada para penumpang kapal agar tidak memaksakan diri naik ke atas kapal yang telah penuh. Utamakan keselamatan pelayaran tanpa kompromi," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Chandra Irawan yang juga hadir dalam apel siaga tersebut mengatakan bahwa Pemerintah memprediksi pada Angkutan Lebaran 2018 akan terjadi peningkatan jumlah penumpang sekitar 2,27 persen dibandingkan dengan tahun 2017.

Terlebih lagi tahun ini Pemerintah telah memastikan penambahan cuti bersama lebaran menjadi 10 hari lamanya, sehingga pelaksanaanya perlu dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik.

Guna mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang pada masa Angkutan Laut Lebaran tahun 2018, Kementerian Perhubungan, dalam hal ini, Ditjen Perhubungan Laut telah menyiapkan armada kapal laut sebanyak 1.293 unit dengan kapasitas 3,4 juta orang penumpang.

Sedangkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran seluruh UPT telah melaksanakan uji petik kelaiklautan kapal penumpang di seluruh pelabuhan, terutama pada pelabuhan yang melayani angkutan laut Lebaran.

Pelaksanaan Uji Petik kapal sangat penting, terutama untuk memastikan terpenuhinya standar keselamatan pelayaran sehingga seluruh moda kapal dapat melayani para penumpang pada Angkutan Laut Lebaran tahun ini.

Chandra menyampaikan bahwa pada Angkutan Lebaran tahun 2018, Kementerian Perhubungan kembali menyelenggarakan program Mudik Gratis Sepeda Motor Dengan Kapal Laut. Program Mudik Gratis tahun 2018 ini akan melayani trayek Tanjung Priok - Tanjung Emas Semarang PP dengan total kuota kapasitas sebesar 15.200 sepeda motor dan 30.400 penumpang.

Adapun jadwal keberangkatan arus mudik dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada tanggal 9, 10, 11, 12, 13 Juni 2018 dan arus balik dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada tanggal 18, 19, 20, 21, 22 Juni 2018.

Namun ada yang berbeda dalam penyelenggaraan mudik gratis tahun ini, di mana para pemudik akan menggunakan kapal perintis dan kapal ternak baru (untuk angkutan motor) milik Kementerian Perhubungan serta kapal RoRo milik PT.Pelni, yang seluruhnya berjumlah 16 unit kapal.

Pemerintah mengimbau masyarakat bisa memanfaatkan mudik gratis dengan kapal ini sebaik-baiknya, sehingga diharapkan dapat mengurangi kepadatan jalan serta potensi kecelakaan yang dapat terjadi pada masa angkutan Lebaran tahun 2018.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018