Jakarta (ANTARA News) - Produsen otomotif Jepang, Toyota, kembali memproduksi dan memasarkan mobil diesel di Indonesia setelah pada akhir 2006 sempat dihentikan akibat ketidakmampuan Pertamina memasok solar dengan kadar sulfur rendah. "Pada April 2007 lalu TMC (Toyota Motor Corp) kembali mengijinkan kami memproduksi mobil diesel dan memasarkannya di Indonesia," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto, di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2007, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan sekitar akhir tahun lalu TMC menghentikan produksi Kijang Diesel di Indonesia karena mobil tersebut sudah dirancang memenuhi kriteria emisi gas buang Euro II dan kesedian pasokan solar di Indonesia belum memenuhi syarat Euro II yang mensyaratkan kandungan sulfur sebesar 500 ppm. Namun, kata dia, setelah melalui riset yang dilakukan Toyota dan diskusi dengan pemasok utama BBM di Indonesia yaitu Pertamina, maka TMC kembali mengijinkan produksi dan pemasaran mobil dieselnya di Indonesia. "Berdasarkan riset yang kami lakukan, saat ini sekitar 90 persen SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) di Indonesia sudah mampu memenuhi standar Toyota untuk memenuhi Euro II dengan kandungan sulfur maksimal 3.500 ppm," ujar Joko. Berdasarkan riset TAM, lanjut dia, kini rata-rata kandungan sulfur solar di SPBU Indonesia sekitar 2.000 ppm. Bahkan di beberapa daerah seperti Balikpapan kandungan sulfur solarnya sudah di bawah 500 ppm, terutama yang bahan baku BBMnya berasal dari dalam negeri. Oleh karena itulah, lanjut dia, pada IIMS 2007 TAM meluncurkan Toyota Kijang Innova Diesel dan Fortuner Diesel yang mengusung mesin 2.500 cc. "Kami optimis dengan masuknya kembali Kijang (Innova) Diesel di Indonesia dan adanya Fortuner Diesel akan mampu mendongkrak penjualan TAM tahun ini yang ditargetkan mampu menguasai 34 persen pasar otomotif di Indonesia," katanya. Ia mengatakan potensi mobil diesel cukup besar di Indonesia terutama di Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim) yang sangat peduli pada keiritan komsumsi BBM. Joko mengatakan mobil diesel memberi kontribusi penjualan, terutama terhadap Toyota Kijang, mencapai sekitar 20 persen. Tahun 2006 lalu total penjualan Kijang Innova mencapai 38.992 unit dan pada semester I 2007 sudah mencapai 17.908 unit. Sedangkan Fortuner pada semester I tahun ini sudah terjua1.029 unit. "Peluncuran Fortuner Diesel dengan mesin 2.500cc memang untuk memberi varian produk yang lebih luas dan kami menilai dengan mesin 2.500cc masih cukup tenaganya untuk memenuhi selera konsumen dan kondisi di Indonesia," katanya. Selain itu, diakui Joko, dengan bermain di kelas 2.500cc harga Fortuner juga menjadi lebih rendah karena Pajak Penjualan Barang Mewahnya (PPnBM) nya hanya 20 persen, sedangkan Fortuner 2.700cc PPnBMnya mencapai 40 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007