Jakarta (ANTARA News) - Brand Director PT Wahana Auto Ekamarga (WAE), Authorized Distributor Jaguar Land Rover di Indonesia, Jentri Izhar, mengatakan bahwa aksi bom yang terjadi di Surabaya kemarin, dan hari ini, akan mempengaruhi penjualan mobil Land Rover.

"Saya yakin secara psikologis pasti akan terpengaruh secara nasional, dan itu di segmen apa pun juga, saya hanya bisa bilang semoga itu tidak akan tambah parah, dan bisa cepat diatasi oleh pemerintah," kata Jentri usai peluncuran New Range Rover dan New Range Rover Sport di Jakarta, Senin.

"Tentunya segala macam sekarang, bukan hanya teror tapi juga politik ekonomi itu akan berpengaruh terhadap kebutuhan mobil, kita harapkan tidak sampai merugikan bisnis," sambung dia.

Secara umum, Chief Operating Officer PT WAE, Roland Staehler, mengatakan bahwa pasar saat ini memang "sulit." Meski demikian, dia melihat permintaan dari konsumen, khususnya jika ada model baru yang meluncur.

"Kami cukup percaya diri," ujar Roland.

Hal senada juga disampaikan Jentri. Pada dasarnya, segmen mobil mewah, menurut Jentri, sangat ketat di pasar.

"Tapi kami menganggap ini flagship kami kami terus berjualan dengan baik karena biar bagaimana pun juga Range Rover dan Range Rover Sport adalah tulang punggung Land Rover terutama di Indonesia," kata dia.

"Dan memang karakteristik konsumennya adalah memang lebih cenderung ke peminat sesuatu yang paling baru," lanjut dia.

Lebih lanjut, Jentri mengatakan bahwa mayoritas pasar Land Rover berada di Jakarta dan sekitarnya.

"Tapi, tetap ada dari Surabaya.Kadang-kadang dari luar pulau juga ada, tapi mayoritas tetap Jakarta," ujar dia.

Tahun ini, Jentri mengungkapkan akan ada beberapa varian baru yang dibawa PT WAE ke pasar Indonesia.

"Discovery kita akan perkenalkan, Discovery Sport baru juga dalam waktu dekat akan kita perkenalkan, Velar pun dalam waktu dekat juga akan ada," kata Jentri.

Meski begitu, Jentri mengatakan belum berencana membawa mobil hybird Land Rover ke Indonesia.

"Hybrid belum kami perkenalkan. Kami masih melihat pasar, dan regulasi pemerintah bagaimana selanjutnya, kami terus pelajari," ujar Jentri.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018