Jakarta (ANTARA News) - "Waktu mau menikah dulu, istri saya sempat ragu," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Tasyakuran Milad 86 Tahun Pemuda Muhammadiyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu.

Dahnil mengatakan dia lahir di Aceh Timur dari ayah seorang Batak dan Ibu dari Aceh. Karena namanya, Dahnil dan Simanjuntak, dia kerap dikira beragama Kristen.

Kesalahpahaman yang hampir serupa, bahkan sempat terjadi pada perempuan yang kemudian dinikahinya. Istrinya adalah putri seorang Kiai Nahdlatul Ulama (NU) dari Cepu.

"Ibu mertua saya kader Muslimat NU. Waktu mau menikah yang ragu istri saya. Dia khawatir bila saya imami saat shalat, saya tidak membaca doa qunut," tuturnya.

Ibu mertuanya kemudian memberikan keyakinan kepada istrinya dengan mengatakan justru karena perbedaan seseorang bisa saling belajar satu sama lain. Dengan saling belajar maka akan bisa saling memahami.

Namun, lanjut Dahnil, ada dua hal yang lebih penting daripada perbedaan itu yang disampaikan ibu mertuanya kepada istrinya.

"Pertama, anak Muhammadiyah biasanya jarang berpoligami dan tidak merokok," katanya disambut tawa hadirin.

Sejumlah tokoh politik nasional menghadiri Tasyakuran Milad 86 Tahun Pemuda Muhammadiyah antara lain Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Arteria Dahlan dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. (T.D018)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018