Pekanbaru (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau menyatakan debat publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau yang disiarkan secara langsung oleh TV One Jumat pukul 19.30 WIB berlangsung sesuai harapan karena terselenggara dengan tertib dan santun.

"Debat ini berlangsung sesuai yang diprediksi berjalan cukup santun," kata Ketua KPU Riau Nurhamin di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Nurhamin, hal itu berkat upaya yang dilakukan tim KPU untuk menciptakan debat yang mampu menggali konten lokal Riau melalui tim perumus saat menyusun pertanyaan.

Tim perumus memang sudah berupaya menyusun pertanyaan sedemikian rupa agar debat berjalan saling menghargai, dihindari pertanyaan yang dapat memprovokasi atau menyudutkan salah satu paslon oleh paslon lain.

"Pertanyaan sudah disiapkan oleh tim perumus. Sehingga masing-masing kandidat tinggal memilih dan akan memiliki kontrol terhadap pertanyaannya serta tidak saling menyerang, khususnya yang berbau Suku Agama Ras Antar golongan (SARA)," kata dia.

Nurhamin menambahkan produk akhir dari debat publik ini adalah meningkatkan partisipan pemilih Riau pada Pilkada Juni 2018.

"Kami KPU hanya berupaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih, dalam Pilkada, maka kalau ada yang belum maksimal kami minta maaf, " imbuh Nurhamin.

Debat yang itu pandu presenter cantik Chaca Annisa dibagi enam sesi dimana masing-masing sesi berlangsung tertip dan santun.

Segmen satu penyampaian visi dan misi. Kemudian segmen dua sampai lima berisi pertanyaan, jawaban dan sanggahan. Terakhir, segmen enam adalah janji kampanye.

Dari pantauan antara debat publik dihadiri empat paslon Cagub Riau yakni masing-masing Syamsuar-Edy Natar, Lukman Edy- Hardianto, Firdaus-Rusli Effendi, dan Arsyadjuliandi - Suyatno.

Dalam debat masing-masing Cagub menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan host semaksimal mungkin walau tidak jarang ada yang terkadang hingga kehabisan waktu belum tuntas pemaparan. Namun Chaca dengan sigap menghentikannya.

Dalam debat ini semua paslon berucap santun, tidak ada yang berupaya atau menyampaiakan visi dan misi yang mencoba menjatuhkan atau merendahkan lawannya.

Salah satu sesi yang cukup menarik perhatian adalah terkait pertanyaan yang dilontarkan oleh tokoh Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar, tentang upaya para paslon dimasa datang menjadikan Melayu pusat budaya di Asia kepada semua paslon, dimana masing-masing tidak mendengarkan jawaban lawannya karena telinga mereka harus ditutup dengan lagu.

Sesi terakhir yang tidak kalah menarik adalah saat penyampaian janji politik oleh masing-masing Cagub.

Diantaranya pertanyaan pada sesi ini datangnya dari masyarakat Riau yakni dari kelompok difabel, yang ditujukan kepada Cagub nomor urut 4 Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno.

Mereka menanyakan apa upaya yang dilakukan pemerintah terhadap kalangan ini jika nanti terpilih.

Menanggapi hal tersebut Suyatno mengatakan mereka punya komitmen yang kuat dalam memperhatikan kaum disabilitas dan difabel agar bisa tampil dan berkiprah di tengah masyarakat tanpa diskriminasi.

Kemudian pernyataan buat pasangan lainnya seperti nomor urut 3 Firdaus -Rusli Effendi datang dari perempuan dan anak terkait upaya mengatasi tingkat kekerasan selama ini yang masih tinggi.

Firdaus berjanji akan memberdayakan ekonomi kaum ibu, dan anak menciptakan tempat dan ruang bermain.

Sementara Cagub nomor urut 1 memiliki janji politik dalam seratus hari kerja mereka akan memberikan beasiswa bagi anak kurang mampu dan anak suku dalam dengan niat baik.

Lalu Cagub nomor urut 2 Lukman Edy-Hardianto akan mencegah korupsi APBD dan jajaran lewat pemberlakuan pelayanan sistem dalam jaringan atau elektronik.

Baca juga: Perludem: Kandidat perempuan calon anggota KPU minim

Baca juga: Menkumham: KPU dilarang buat norma hilangkan hak politik

Baca juga: KPU Kota Bekasi mulai pengadaan logistik Pilkada 2018

Pewarta: Fazar/Vera
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018