Bogor (ANTARA News) - Hubungan yang sempat "memanas" antara Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, selama tiga hari terakhir ini berakhir seusai Muhaimin menegaskan sudah melakukan klarifikasi ke Gus Dur. "Soal itu sudah selesai. Saya sudah klarifikasi pada Gus Dur di kediaman beliau di Ciganjur, tadi pagi. Sudah tidak ada masalah lagi," kata Muhaimin Iskandar menjawab pertanyaan ANTARA News disela-sela kegiatan penanaman 999 bibit pohon jati di halaman pondok pesantren (Ponpes) Al Falakiyah, Pagentongan, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya, Gus Dur menuding Muhaiman Iskandar dan kubunya melakukan standar ganda dan berusaha merongrong sekaligus mendongkel posisinya selaku Ketua Dewan Syuro DPP PKB. Muhaimin mengatakan, tudingan bahwa dirinya melakukan standar ganda (double standard) atau "bermuka dua" dan berusaha mendongkel Gus Dur dari posisinya hanya asumsi-asumsi yang berasal dari para pembisik di sekitar Gus Dur. "Tapi, saat ini sudah selesai, tidak ada masalah lagi," kata Muhaimin, yang juga Wakil Ketua DPR RI. Dia mengemukakan, dalam pertemuan di kediaman Gus Dur dirinya sudah menjelaskan secara keseluruhan mengenai apa yang sebenarnya terjadi. "Saya jelaskan bahwa tudingan Gus Dur itu tidak benar, karena tidak ada upaya-upaya untuk menggantikan beliau dari posisi Ketua Dewan Syuro DPP PKB. Standar ganda itu juga tidak ada. Itu kan cuma asumsi," jelas Muhaimin. Sementara itu, Gus Dur yang juga hadir di Ponpes Al Falakiyah Bogor mengatakan, hubungannya dengan Muhaimin sudah pulih kembali, setelah keponakannya itu datang ke kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan, dan melakukan klarifikasi. Gus menyatakan, tudingannya kepada Muhaimin melakukan standar ganda hanya sebagai peringatan, dan bukan ancaman. "Pernyataan saya itu cuma dari asumsi-asumsi. Tapi, pernyataan itu benar atau tidak nanti pada suatu saat akan kelihatan," katanya. Gus Dur juga mengatakan, setelah ada klarifikasi dari Muhaimin, maka tidak akan melakukan Muktamar Luar Biasa (MLB), meskipun sehari sebelumnya sempat mengatakan akan melakukan MLB. Muhaimin, yang pada Minggu (16/7) melakukan ziarah ke makam Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur, mengatakan bahwa tidak akan berani melawan Gus Dur. Saat itu, ia membantah tudingan, kalau "bermain mata" dengan Istana Presiden dan bertemu dengan Sekretaris Pribadi (Sespri) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kurdi Mustofa, untuk mencopot posisinya. "Saya belum Ketemu Pak Kurdi. Kemarin saya bersama rombongan ziarah ke makam di Surabaya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007