Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para pejabat sepak bola Malaysia kini menghadapi tuntutan mundur menyusul penampilan mengecewakan tim tuan rumah bersama itu di Piala Asia. Menteri Olahraga Malaysia mengatakan para pejabat itu hendaknya tidak mengabaikan kritik yang dilontarkan oleh media. Dua hasil pertandingan yang telah dijalani tim Malaysia menunjukkan buah keprihatinan. Tengku Abdullah Ahmad Sultan Shah, seorang anggota kerajaan, mengumumkan pengunduran diri setelah 23 tahun mengurus Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyusul kekalahan Malaysia 5-1 dan 5-0 dari China dan Uzbekistan. Sejumlah surat kabar setempat meminta kepada para pejabat senior FAM, agar mengundurkan diri. Menteri Pemuda dan Olahraga Azalina Othman Said mengatakan para pejabat juga perlu disalahkan. "Banyak pejabat FAM relatif lama berada di posisinya tanpa menunjukkan kontribusi yang memadai bagi sepakbola di negeri ini," katanya kepada kantor berita Bernama. "Mereka seharusnya menumbuhkan semangat yang baru bagi para porfesional muda." Sementara itu, para pejabat senior FAM menyatakan terkejut atas keputusan yang diambil oleh Andullah. "Saya terkejut - sebelumnya kami tidak memperoleh informasi apapun mengenai pengunduran dirinya," kata wakil presdien FAM Raja Ahmad Zainuddin. "Kami berharap agar dia masih mau berada di FAM. Kami masih memerlukan kepemimpinannya untuk mengurus sepakbola Malaysia." Akan tetapi, media terus membombardir dirinya untuk mengundurkan diri dari FAM. "Pertandingan telah selesai," tulis harian New Straits Times di bagian depan halaman. Sementara pada bagian belakang halaman terpampang gambar dari sejumlah pejabat yang mengatakan, "Bagaimana dengan yang lain?" Malaysia tergolong memiliki prestasi membanggakan di cabang olahraga sepakbola. Pada 1972 dan 1980 mampu mencapai Olympiade dan dua kali mengikuti Piala Asia. Kini Malaysia berada di peringkat 149 dunia. Malaysia juga pernah dilanda skandal suap yang mengakibatkan 100 pemain terkena larangan bertanding pada pertengahan tahun 1980-an, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007