Makassar (ANTARA News) - Komandan Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Adeni Muhan, mendatangi langsung redaksi salah satu media siber di Makassar untuk memohon maaf atas dugaan penganiayaan oleh anak buahnya kepada wartawan saat sedang meliput.

"Saya pribadi dan atas nama institusi datang ke sini untuk meminta maaf atas insiden siang hari ini. Saya datang dengan ikhlas dan untuk meminta maaf," ujar Muhan, di Makassar, Senin.

Dengan didampingi Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Dicky Sondani, dan sejumlah pejabat Brimob lainnya, ia mengatakan, insiden di lapangan menjadi tanggung jawabnya sebagai komandan satuan.

Karenanya, dia secara tulus dan ikhlas meminta maaf atas perlakuan anak buahnya itu dan tetap akan menindak bawahannya karena bertindak kasar kepada salah satu wartawan inikata.com yang menjadi korban penganiayaan itu.

Muhan juga menyampaikan akan menanggung semua beban pengobatan korban wartawan Andis yang banyak diberitakan telah menjadi korban pemukulan oleh oknum anggota Brimob.

"Saya akan bertanggung jawab dan semua biaya pengobatan korban akan kami tanggung. Saya ke sini tidak untuk mencari siapa yang salah dan benar, melainkan datang untuk meminta maaf agar kedepannya tidak terulang lagi kasus seperti ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Inikata, Surianda Panambai,menyatakan keprihatinannya atas insiden penganiayaan oleh polisi kepada wartawan.

"Sangat prihatin karena seakan tidak ada habisnya, wartawan selalu menjadi korban. Kami ini bukan pembawa petaka tapi kami adalah pencari informasi untuk masyarakat," katanya.

Sebelumnya, seorang jurnalis media siber IniKata.com Andis diduga mengalami perlakuan kekerasan dan pemukulan oleh oknum aparat Brimob Polda Sulawesi Selatan, saat pembubaran aksi mengatasnamakan Aliansi Rakyat Makassar Cinta Demokrasi di kantor DPRD Kota Makassar.

Aksi awalnya berlangsung kondusif dan dijaga ketat aparat keamanan di kantor dewan setempat. Namun usai penyampaian aspirasi, sejumlah demonstran bersiap meninggalkan kantor dewan menuju kantor KPU Makassar untuk menyuarakan protes.

Namun diduga salah satu oknum pengawal anggota DPRD setempat, Rudianto Lallo, yang dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD Makassar, terlibat saling ejek hingga peserta aksi terprovokasi dan kembali masuk ke dalam kantor sambil memanjat pagar kantor dewan setempat.

Hal ini kemudian memancing reaksi aparat Brimob Polda Sulawesi Selatan yang berjaga-jaga di lantai dua kantor DPRD Makassar untuk mengamankan karena peserta mencari oknum tersebut bahkan akan merusak inventaris kantor.

Disaat kericuhan terjadi, oknum aparat yang tersulut emosi secara membabi buta memukuli demonstran bahkan wartawan dan Satpol PP juga terkena imbas dari pembubaran aksi itu.

"Saya sudah bilang wartawan, wartawan tapi tetap saja ditarik, dicekik bahkan dipukul pakai kayu dan dibanting dari tangga sampai saya jatuh dan celana saya robek, siku juga luka," ucap Andis saat memberikan keterangan resmi usai mendapat perlakuan kekerasan tersebut.

Pewarta: Muhammad Hasanuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018