Banda Aceh (ANTARA News) - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Louise Arbour, mengharapkan agar para pengungsi korban tsunami yang masih menempati barak hunian sementara (huntara) segera menempati rumah permanen. "Ia berharap, agar kami para pengungsi cepat pindah ke rumah dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada kami yang masih tinggal di barak," kata koordinator barak hunian sementara (huntara) Lhong Raya, Andi Mansyur, usai berdialog dengan utusan PBB itu di Banda Aceh, Kamis. Dia mengatakan, dalam dialog singkat dengan Louise Arbour yang berkunjung sebagai utusan PBB yang diamanatkan badan dunia tersebut untuk untuk memantau bantuan yang diberikan negara-negara lain kepada korban tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Louise mempertanyakan kehidupan para pengungsi selama lebih dari dua tahun di barak. "Ia juga mempertanyakan kehidupan di barak setelah dua tahun pasca tsunami dan mengharapkan menempati rumah dan hidup lebih baik," katanya. Barak huntara Lhong Raya hingga saat ini masih dihuni sebanyak 250 Kepala Keluarga dari sekitar 23 desa di Kota Banda Aceh yang terkena dampak tsunami Desember 2004. Sekitar 88 persen penghuni barak berstatus penyewa sehingga mereka hingga saat ini belum menempati rumah. Badan rehabilitasi dan rekonstruksi (BRR) NAD-Nias membangun rumah bagi para penyewa di kawasan Neuhen Aceh Besar yang dalam waktu dekat akan ditempati 180 KK pengungsi Lhong Raya. Sebelum berkunjung ke barak huntara Lhong Raya, utusan PBB itu diterima oleh Setda NAD Husni Bahri TOB di ruang VIP Bandara Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar beserta rombongan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta. Dalam kunjungan sehari itu, Louise Arbour dijadualkan akan mengikuti seminar pemberdayaan perempuan dan diakhiri jamuan makan siang di restoran komplek kediaman Gubernur NAD. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007