Jakarta (ANTARA News) - Komisi XI DPR mengklaim peluang tiga kandidat Deputi Gubernur Bank Indonesia 2018-2023 setara karena gagasan dan kebijakan yang diajukan pun tidak begitu menonojol.

"Tidak ada yang dominan, kita masih mengkaji gagasan-gagasannya," kata Wakil Ketua Komisi XI Muhammad Prakosa usai uji kelayakan dan kepatutan di Jakarta, Selasa malam.

Namun Prakosa menilai gagasan ketiga kandidat cukup komprehensif dan mencakup seluruh tantangan yang dihadapi bank sentral. Ini tidak mengherankan karena ketiga kandidat adalah bankir karir bank sentral yang sudah berpuluh tahun berkecimpung di bidang moneter dan ekonomi internasional, sesuai lingkup tugas posisi Deputi Gubernur diperebutkan.

"Secara teknokratis dan dari sisi profesional mereka cukup mumpuni," kata Prakosa yang memimpin uji kelayakan ketiga kandidat.

Prakosa mengatakan Komisi XI akan mengadakan rapat internal Selasa malam ini untuk menentukan mekanisme penentuan kandidat yang terpilih. Dia memperkirakan penentuan kandidat akan dilakukan melalui pemungutan suara Rabu malam esok setelah uji kelayakan calon gubernur BI Perry Warjiyo.

"Masing-masing anggota sudah memiliki pilihannya," ujar dia.

Selama uji kelayakan dan kepatutan sejak Selasa pagi hingga malam, gagasan ketiga kandidat dikritik mayoritas anggota Komisi XI.

Sebagain besar anggota komisi bidang keuangan dan perbankan mempertanyakan sistem lalu lintas devisa, stabilitas nilai tukar rupiah, arah kebijakan moneter BI, kondiis utang luar negeri dan juga kebijakan bank sentral mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Andreas Edy Susetyo, anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan mempertanyakan kebijakan ketiga kandidat dalam membenahi sistem lalu lintas devisa di Indonesia yang menurutnya terlalu terbuka.

Sedangkan anggota Komisi XI lainnya, Johnny Plate mempertanyakan gagasan ketiga kandidat yang kerap berlebihan dan melenceng dari mandat bank sentral sesuai Undang-Undang BI Nomor 6 Tahun 2009 yakni  menjaga stabilitas nilai tukar. Johnny juga mempertanyakan akurasi data ekonomi terutama utang luar negeri yang kerap diumumkan Bank Indonesia.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018