"Di sini tidak ada dampaknya, customer juga tidak bertanya tentang isu cacing tersebut" kata General Manager Hypermart Solo Grand Mal (SGM) Tri Wibowo di Solo, Senin.
Ia mengatakan selama ini sarden bukan merupakan produk dengan pembelian tinggi karena kebanyakan konsumen di Solo tidak terlalu menyukai makanan instan kemasan kaleng.
"Penjualannya cukup rendah, bahkan dalam satu bulan hanya sekitar 20 kaleng sarden yang laku terjual. Jadi isu ini tidak memengaruhi penjualan kami," katanya.
Baca juga: Satgas pangan razia ikan kaleng mengandung cacing
Baca juga: Belum ada warga terdampak ikan kalengan bercacing
Baca juga: Balai Besar POM tidak menemukan sarden bercacing di Yogyakarta
Meski demikian, pihaknya tetap memperhatikan aturan pemerintah pada penjualan setiap produk, salah satunya sarden. Beberapa aturan yang harus diperhatikan yaitu ada logo SNI, BPOM, dan tidak melebihi tanggal kedaluwarsa.
"Sejauh ini kami juga tidak ada arahan dari pusat untuk menarik merek tertentu," katanya.
Ia mengatakan beberapa merek sarden yang terdapat di Hypermart tersebut di antaranya Pronas, King Fisher, ABC, dan Del Monte.
Senada, Store Manager Lottemart The Park Solo Mall Siti Partimah mengatakan sejauh ini isu tersebut tidak memengaruhi penjualan.
"Penjualan kami masih stabil, yaitu di kisaran 500 kaleng/bulan," katanya.
Baca juga: BBPOM Pontianak uji laboratorium sejumlah makanan kaleng
Baca juga: 62.191 kaleng sarden ditarik
Baca juga: Batam tarik 157 kaleng sarden bercacing gilig
Baca juga: BBPOM Pekanbaru: tiga produk makarel kaleng mengandung cacing
Pewarta: Aries Wasita Widiastuti
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018