Jakarta (ANTARA Newss) - Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance membidik kenaikan pembiayaan kredit sebesar 5 sampai 10 persen pada tahun 2018 dari total pembiayaan yang mencapai Rp32 triliun pada tahun lalu.

"Sampai akhir tahun kemarin kami Rp 32 triliun. Kami harapkan naik 5 sampai 10 persen," kata Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli kepada wartawan usai peluncuran Akses Adira Finance di Jakarta, Rabu (21/3) kemarin.

Hafid berharap kenaikan ini akan berlangsung merata di seluruh portofolio pembiayaan mulai dari kendaraan baru, bekas maupun untuk pinjaman lainnya.

Baca: Upaya perusahaan pembiayaan menurunkan rasio kredit macet

Adira Finance sebagai anak usaha Bank Danamon juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 5,5 triliun dalam dua bulan pertama tahun 2018, atau melonjak 23 persen dibanding pembiayaan Februari 2017 sebesar Rp 4,5 triliun.

"Sampai dengan Februari kami membukukan penjualan Rp 5,5 triliun. Dibandingkan Februari 2017 sejumlah Rp 4,5 trilun, jadi naik 23 persen," kata Hafid.

Hafid Hadeli menjabarkan pembiayaan Rp 5,5 triliun itu didominasi pembiayaan sepeda motor baru sebesar 35 persen, hampir dua kali lipat dari pendanaan motor bekas sebesar 18 persen. Adapun pembiayaan mobil baru 26 persen, mobil bekas 19 persen dan pembiayaan barang elektronik hanya 2 persen.

Adapun soal proporsi pendanaan pada tahun ini, Hafid mengatakan masih sama seperti tahun lalu yaitu 50 persen dari perbankan, 47 persen dari obligasi dan 3 persen dari sukuk.

"Kami pertahanankan seperti itu," katanya.

Adira Finance juga menargetkan rasio kedit macet (non performing loan/NPL) di bawah 2 persen, meskipun mereka berhasil menurunkan NPL dari 1,6 pada tahun lalu menjadi 1,5 persen pada dua bulan pertama 2018.

"NPL di bawah 2 persen itu mutlak dipertahankan," pungkas Hafid.

Baca: Cara Adira Finance mudahkan layanan pembayaran
 

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018