Muenchen (ANTARA News) - Grup BMW akan meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan (R&D) ke level tertinggi sepanjang masa yang mencapai 7 miliar euro (Rp 118,34 triliun) pada tahun ini.

Langkah itu dilakukan BMW guna memuluskan peluncuran 25 model kendaraan listrik ke pasar dunia pada tahun 2025.

Pengeluaran R&D mobil listrik dan kendaraan otonom (swakemudi) itu menelan biaya 1 miliar euro lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang mencapai 6,1 miliar euro.

Grup otomotif berbasis di Muenchen yang menaungi BMW, Rolls-Royce, dan Mini itu mengatakan kendati mengucurkan dana lebih besar, namun mereka bisa mendapatkan laba sebelum pajak lebih dari 10 miliar euro pada 2018, atau setidaknya sama seperti tahun lalu.

Dalam laporan tahunannya, BMW juga memperingatkan potensi hambatan perdagangan, bea masuk anti-dumping di Amerika Serikat dan efek jangka panjang merugikan dari Brexit.

"Investasi meningkat dengan angka tiga digit dari juta euro lebih tinggi dari tahun ke tahun, terutama dari model baru yang sedang berjalan serta terus dikerjakan untuk mobilitas dan otonom," kata BMW dalam sebuah pernyataan, Rabu, dilansir Reuters.

Rasio R&D BMW pada 2018 diperkirakan berada di antara 6,5 dan 7 persen dari penjualan. Dalam dua tahun ke depan, rasio R&D diperkirakan akan tetap berada di atas target pada umumnya di kisaran 5 persen menjadi 5,5 persen, kata BMW.

Baca: Laba bersih BMW melonjak 26 persen berkat mobil listrik

Baca: BMW ingin lewati penjualan Mercedes pada 2020
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018