Sukabumi (ANTARA News) - Akibat terjangan gelombang pasang yang melanda perairan laut selatan Kabupaten Sukabumi, Jabar, hingga saat ini kondisi pariwisata Pelabuhanratu belum pulih, bahkan jumlah pengunjung pada musim liburan kali ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu. "Kendati demikian, jumlah pengunjung yang menginap di hotel berbintang dan hotel melati di kawasan wisata Pelabuhanratu justru meningkat hingga 4 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Para pengunjung ingin menyaksikan gelombang pasang," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukabumi, Dadang Suhendar di Sukabumi, kemarin. Menurut dia, tingkat hunian hotel di Kawasan Pelabuhan Ratu tiap akhir pekan sekarang ini mencapai 90 persen dari jumlah kamar yang ada, padahal tahun lalu tingkat hunian hanya mencapai 20 persen karena adanya ketakutan akan terjadinya tsunami. "Tingkat hunian pada hari biasa mencapai 40 persen, sedangkan di kawasan Sukabumi utara seperti di kawasan Selabintana tingkat hunian hotel pada akhir pekan mencapai 70 persen," ujarnya. Dadang mengakui kondisi pantai-pantai yang ada di pesisir Pelabuhan Ratu, sekarang ini tampak lebih sepi, bahkan para pengunjung yang biasanya datang pada pagi hari dan kembali pada sore harinya, jumlahnya menurun drastis. "Pengunjung umum tampaknya masih dilanda kekhawatiran dengan gelombang pasang karena kalau hal itu terjadi yang menjadi korban adalah pengunjung yang ada di pantai," ucapnya. Pada bagian lain, Dadang menyebutkan bahwa membaiknya tingkat hunian hotel di Kawasan Wisata Pelabuhan Ratu sekarang ini diharapkan akan menjadi pemicu Pemkab Sukabumi untuk memperbaiki aksesibilitas ke lokasi wisata di pantai selatan itu, seperti adanya jalan tol. "Bila jalan tol yang melewati Sukabumi belum bisa dibangun, maka Pemkab Sukabumi bisa mempercepat pembangunan jalan alternatif di sekitar Cibadak, Cisaat dan Cicurug untuk mengurangi kendala kemacetan bagi pengunjung yang akan berkunjung ke kawasan wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi" paparnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007