Beijing/Frankfurt (ANTARA News) - Perusahaan otomotif China, Geely, telah menguasai hampir 10 persen saham Daimler senilai 9 miliar dolar AS demi membuka akses terhadap teknologi dari perusahaan pemilik Mercedes-Benz itu dalam persaingan otomotif di masa depan.

Pendiri dan pemilik utama Geely, Li Shufu, menggelontorkan dana tersebut sekaligus menjadikan produsen mobil terbesar di China itu sebagai salah satu pemegang saham terbesar di Daimler Jerman.

Geely mengatakan pada Sabtu (24/2) bahwa "untuk saat ini" tidak ada rencana meningkatkan kepemilikan saham. Sebagai gantinya, mereka berusaha membentuk aliansi dengan Daimler untuk mengembangkan kendaraan listrik dan swakemudi guna menyaingi Tesla, Google dan Uber.

"Tidak ada pemain industri mobil saat ini yang akan memenangkan pertarungan melawan serangan dari luar tanpa adanya teman," kata Li Shufu.

"Untuk mencapai dan memaksakan keunggulan teknologi, seseorang harus menyesuaikan cara berpikir baru dalam hal berbagi dan menggabungkan kekuatan. Investasi saya di Daimler mencerminkan visi ini," sambung dia.

"Daimler dengan bangga mengumumkan bahwa bersama Li Shufu bisa memenangkan rencana jangka panjang pemegang saham, yang diyakini berkat kekuatan, strategi, dan potensi Daimler," kata perusahaan Jerman itu dalam sebuah pernyataan.


Baca juga: Geely caplok 49,9 persen saham Proton

Pejabat Geely berencana pergi ke Stuttgart untuk menemui para eksekutif Daimler pada awal pekan depan dan bertemu dengan pejabat pemerintah Jerman di Berlin, menurut dua sumber kepada Reuters.

Perusahaan China itu juga berencana menggunakan pertemuan tersebut untuk menggarisbawahi kepentingan mereka dalam berinvestasi jangka panjang, kata sumber itu.

Daimler tidak segera berkomentar mengenai pertemuan itu. Geely dan Kementerian Ekonomi Jerman juga menolak berkomentar.

Pada November lalu, Geely meminta Daimler untuk mengeluarkan saham baru sebagai cara Geely untuk mengakses teknologi mobil listrik dan truk Mercedes-Benz, termasuk teknologi baterai.

Perusahaan Jerman itu sempat menolak tawaran tersebut, kendati Li mengubah taktik dengan mengumpulkan dana untuk memiliki saham sebesar 9,69 persen, demikian Reuters.


Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018