Samarinda (ANTARA News)- Pemprov dan DPRD Kaltim sepakat mengalokasikan dana Rp55 miliar untuk peraih medali emas, perak dan perunggu pada PON XVII tahun depan, yang dianggarkan melalui APBD Perubahan 2007, sehingga menghapus keraguan yang sempat menyelimuti para atlet setempat. "Hal itu merupakan kesepakatan dalam pertemuan yang melibatkan Pemprov, DPRD, PB PON dan KONI Kaltim, tadi malam," kata Plt. Ketua Harian KONI Kaltim, Zuhdi Yahya, di Samarinda, Selasa. Sebelumnya, sempat terjadi keresahan bagi para atlet PON Kaltim karena meskipun Ketua Umum KONI Kaltim yang juga Gubernur (nonaktif) Kaltim, Suwarna AF mengumumkan bonus Rp150 juta per atlet yang meraih emas, akan tetapi sampai kini tidak jelas payung hukum dalam mengelola dana tersebut. Semula bonus tersebut diharapkan dari keuntungan Bank BPD Kaltim serta sumbangan pihak ketiga, namun kemudian dikhawatirkan masalah itu akan menjadi kasus non-budgeter seperti menimpa Departemen Kelautan. Akhirnya disepakati dana itu dianggarkan secara resmi melalui APBD meskipun penyalurannya melalui KONI Kaltim. "Dalam pertemuan tadi malam disepakati dana Rp55 miliar diberikan kepada para atlet yang berhasil meraih medali emas sebesar Rp150 juta, medali perak Rp50 juta dan atlet peraih medali perunggu Rp25 juta," kata Zudi. Rincian usulan dana Rp55 miliar itu berdasarkan proyeksi perolehan medali pada PON 2008, yakni sesuai ambisi Kaltim untuk bisa menembus lima besar maka harus mengumpulkan 56 medali emas. Namun, diperkirakan Kaltim bisa meraih lebih besar emas, hal itu melihat hasil Kejurnas (setingkat di bawah PON) Kaltim mampu meraih 79 emas, dan transfer atlet mencapai 60 atlet. "Katakan saja, dari atlet Kejurnas peraih emas itu bisa mencapai hasil 50 persen pada PON maka terdapat sekitar 39-40 emas sedangkan dari transfer atlet bisa meraih 40 emas dari 60 atlet, maka sudah ada 80 emas, ini prediksi optimistis, sedangkan yang terburuk sekitar 60 emas, jadi angka Rp55 miliar sangat realistis," katanya. Menyinggung jauhnya jarak bonus medali emas dengan perak (Rp150 juta dengan Rp50 juta), ia menjelaskan bahwa hal itu sebuah strategi agar atlet tidak berpikir menjadi "nomor dua". "Kalau perbandingannya emas Rp150 juta dengan perak Rp100 juta maka mereka berpikir tidak dapat emas tidak apa-apa, karena bonus perak juga besar, kita tidak ingin seperti itu," imbuh Zuhdi. Bonus emas Rp150 juta itu kini menjadi "gula" yang banyak menyedot atlet daerah lain untuk pindah ke Kaltim. Namun, KONI Kaltim sangat ketat untuk menerima transfer, yakni hanya atlet yang dianggap bisa menyumbang emas.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007