Ambon (ANTARA News) - Demo anti RMS oleh sejumlah OKP di Ambon Senin siang, berimbas pada aksi pelemparan kendaraan angkot jurusan Kudamati dan Air Salobar, mengakibatkan tiga warga kota yang berada dalam kendaraan tersebut terkena lemparan batu dan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Haulussy, Ambon, guna menjalani perawatan lebih lanjut. Para demontran menyikapi kasus tarian liar saat peringatan Harganas XIV, di Lapangan Merdeka, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 29 Juni, dengan melakukan demo ke Kantor Gubernur Maluku. Akan tetapi setelah kembali dari kantor Gubernur ada oknum demonstran yang bertindak anarkis, menyebabkan sejumlah kendaraan angkutan kota rusak. Wakil Gubernur Maluku Muhamad Abdullah Latuconsina bersama aparat kepolisian mendatangi para demonstran, memberikan arahan bahwa para pelaku atraksi tarian cakalele yang ditunggangi kelompok RMS yang digelar saat peringatan Harganas di Ambon, Jumat (29/6) telah ditangkap Kepolisian, sehingga masalah tersebut harus diserahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan. Data yang diperoleh ANTARA News dari RSUD Haulussy, Senin, menyebutkan ketiga korban yang sedang dirawat itu yakni Julianti Lalin, Hertje Sunloy (keduanya adalah mahasiswa Akademi Maritim Maluku-AMM), sedangkan satu lainnya Corinus Rumthe, sopir angkot jurusan Kudamati dengan nomor polisi De 1547 AU. Ketiga korban mengalami luka robek di bagian kepala akibat terkena lemparan benda keras. Corinus Rumthe juga mengalami luka lebam di pelipis kanan akibat pukulan. Ketiganya mengalami luka-luka terkena lemparan saat ratusan orang melakukan aksi demonstrasi di kawasan perempatan Jl. AY. Patty-AM. Sangadji yang berujung pelemparan dan pencegatan terhadap kendaraan jurusan Kudamati dan Air Salobar yang melewati ruas jalan itu. Aksi ini sempat menimbulkan kepanikan warga namun tidak berlangsung lama berkat kesigapan aparat Polri dan TNI, sehingga situasi itu dapat dikendalikan dan tidak berbuntut kepada tindakan-tindakan anarkis yang dapat mengacaukan situasi dan kondisi yang tang tetap kondusif paska penyusupan "tarian liar" di hadapan Presiden dan ribuan tamu saat Harganas 29 Juni lalu. Massa demonstran menuntut sikap tegas aparat keamanan untuk menindak tegas para pengikut gerakan separatis RMS yang melakukan tarian liar maupun aktor intelektual yang bermain dibalik insiden sangat memalukan bagi masyarakat Maluku itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007