Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebanyak 15 dari 50 mantan mahasiswa/i Universiti Malaya (UM) ingin menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 4 Juli 2007 guna mengenang pertemuan mereka dengan Presiden Soekarno 4 Juli 1957, 50 tahun lalu, di Istana Negara Jakarta dan mempererat hubungan Indonesia-Malaysia. "Kami sebanyak 15 orang yang masih hidup hingga saat ini dan ada kesempatan ingin sekali berjumpa dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna mengenang pertemuan kami, dulu 50 orang, dengan Presiden Soekarno di Istana Negara 4 Juli 1957 sekitar 50 tahun lalu," kata Ketua Panitia Reuni, Dato Noh Abdullah di Kuala Lumpur, Minggu. Ia menceritakan, dulu ada 50 mahasiswa/i UM, pada saat lokasi berada di Singapura, berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya ke Indonesia, ke 50 mahasiswa/i Malaysia bertemu dengan dosen-dosen Universitas Indonesia, Menteri Dalam Negeri, Menteri Penerangan, Menteri Perhubungan, Kabag Umum dan Kabag Perbekalan Departemen Pendidikan serta dewan mahasiswa UI. "Sebelum pulang ke Malaysia, kami diterima oleh Presiden Soekarno di Istana Negara tepatnya 4 Juli 1957," kata Dato Noh, sambil memperlihatkan foto seluruh rombongan dengan Presiden Soekarno di Istana Negara. Mereka juga masih menyimpan dan menunjukkan jadwal acara dan kunjungan selama di Indonesia. "Kami juga sangat ingin bertemu dengan para pejabat atau orang-orang Indonesia yang dulu menerima kami. Kami sudah kehilangan kontak dengan mereka, terutama teman-teman dari dewan mahasiswa UI dan ITB," kata Dato Noh yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Baseball Malaysia. Ia menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan dengan Presiden Soekarno. "Presiden Soekarno pada saat itu mengucapkan selamat kemerdekaan kepada bangsa Malaysia, padahal saat itu bangsa Malaysia baru Merdeka 31 Agustus 1957. Satu bulan sebelum merdeka, Bung Karno sudah memberikan selamat kepada bangsa Malaysia melalui kami," katanya. Dato Noh menjelaskan kunjungan sebanyak 19 mantan mahasiswa/i Malaysia ke Indonesia antara 30 Juni hingga 5 Juli 2007 akan menggunakan dana kantong sendiri, pada 50 tahun lalu itu juga menggunakan dana dari kantong sendiri tidak ada bantuan pemerintah. "Alhamdulilah, kami semua banyak yang menjadi pejabat Malaysia. Ia juga menceritakan beberapa mahasiswa/i yang berangkat menyatakan cintanya di Puncak Bogor kemudian menikah dan punya anak-cucu. Mereka ingin nostalgia ke kawasan Puncak Bogor," kata Dato Noh. Para mantan mahasiwa/i yang ingin bertemu dengan presiden SBY ialah mantan Sekjen Departemen Olah Raga dan Pemuda Dato Abu Bakar Moh Said, Dato Tan Sri Ahmad Sabki Jahidin mantan Komisioner Perdagangan Karet, Annis Sabirin Kepala Fakultas Universiti Malaya, mantan Guru besar Universiti Malaya DR Arif Ahmad, mantan Sekjen Departemen Pekerjaan Umum Abdul Aziz Hussin. Kemudian mantan Walikota Kuala Lumpur Dato Tan Sri Elyas Omar, Kepala Departemen Pendidikan Hafsah Nasir, mantan direktur sebuah perusahaan internasional Dato Hamidi Osman, Municipal President Petaling Jaya, Selangor, mantan Kepala Komisi Pelayanan Umum Mohd Noor Hassan, mantan direktur departemen pendidikan Mustafa Kamal Yasin. Mantan Dirjen Departemen Pendidikan Dato Omar Hashim, mantan Kepala Sekretaris Kerajaan Dato Paduka Tan Sri Sallehuddin Mohamad, mantan Dirjen Perikanan Dato Tengku Ubaidillah, mantan Dirjen Departemen Pekerjaan Umum Dato Wan Mansur Abdullah, dan mantan Sekjen Departemen Perindustrian Dato Yahya Talib.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007