Sukabumi (ANTARA News) - Di tengah melambungnya harga susu bubuk di pasaran, susu murni buatan lokal juga ikut mengalami kenaikan harga disebabkan tingginya permintaan pasar dan terbatasnya produksi yang masih tergantung pada peternak sapi perah lokal. "Harga susu murni sudah sepekan terakhir ini mengalami kenaikan hingga mencapai Rp3.000/liter yang disebabkan oleh tidak adanya susu murni impor dan tingginya permintaan pasar," kata Manajer Koperasi Gabungan Pengusaha Susu Indonesia (GPSI) Sukabumi, Mohammad Soleh di Sukabumi, Minggu. Dikatakannya, sebelum tingginya permintaan pasar, harga susu murni per liter hanya mencapai Rp2.500, namun saat ini harganya sudah mencapai Rp3.000/liter. Kenaikan ini terjadi setelah lima tahun susu murni produksi lokal stagnan dengan harga jual lama. Menurut Soleh, tingginya permintaan pasar saat ini sangat menyulitkan karena masih minimnya stok barang. Kenaikan harga susu murni menjadi penolong bagi para peternak yang selama ini mengalami kesulitan modal usaha produksi susu," ujarnya. Sementara itu, naiknya harga susu murni dikeluhkan para konsumen yang mengaku susu murni yang tadinya menjadi harapan bisa menjadi alternatif asupan gizi di tengah melambungnya harga susu bubuk, kini para konsumen harus merogoh kocek lebih banyak untuk dapat menikmati susu. "Susu murni tadinya bisa menjadi alternatif asupan gizi bagi anak saya, namun dengan kenaikan harga susu murni ini saya harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi," kata salah seorang pelanggan, Duduh. Duduh mengaku dirinya terpaksa membeli susu langsung dari koperasi karena harga jual di tingkat pengecer lebih tinggi. "Harga susu murni di tingkat pengecer mencapai Rp3.500/liter, sementara di koperasi harganya lebih murah, yakni sebesar Rp3.000/liter," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007