Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan keberhasilan Pemprov Riau dan seluruh pihak yang berhasil mengatasi masalah asap serta kebakaran lahan dan hutan atau karhutla sejak 2016 hingga kini, mendapat apresiasi khusus dari Presiden Joko Widodo.

"Apresiasi Presiden kepada Pemerintah Provinsi Riau dan Satgas (Karhutla) disampaikan di Istana Negara dalam rapat koordinasi, Selasa pagi," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar penanganan Karhutla dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Strategi penanganan harus mengutamakan pencegahan atau preventif.

"Presiden Jokowi mengapresiasi kita dan Kab/kota dalam menangani karhutla dan menjadikan Riau bebas asap dalam dua tahun ini, Presiden juga memberi arahan agar Tim menekankan penanganan karhutla dalam sisi preventifnya," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.

Kabut asap dan karhutla sebelumnya terus menjadi ancaman bagi Riau yang terus menerus kebakaran pada saat musim kemarau selama 18 tahun. Bahkan, status darurat asap pernah terjadi paling parah pada 2015 hingga mencemari negara tetangga Singapura, yang membuat Presiden Jokowi meninjau langsung penanganan di Riau.

Menurut dia, Presiden mengingatkan akan tetap pada komitmennya untuk mencopot Kapolda, Komandan Korem, bahkan Panglima Kodam, apabila terjadi lagi kebakaran parah di wilayah operasinya.

Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi, Andi Rachman menyampaikan untuk tahun 2018 Pemprov Riau tetap berkomitmen mengatasi karhutla di seluruh wilayah Riau. Sesuai dengan arahan Presiden, lanjutnya, karhutla jangan sampai mengganggu aktifitas maupun kesehatan masyarakat.

"2018 jangan sampai ada lagi karhutla, apalagi Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Riau dua tahun ini sudah sukses mengatasi karhutla, tentu akan kita pertahankan," tegas Gubernur Riau.

Kebakaran lahan gambut pada awal tahun ini memang masih terjadi di sejumlah wilayah, namun dapat ditangani dengan cepat dan tidak sampai meluas seperti sebelumnya.

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018