Jakarta (ANTARA News) - Kurang dari satu pekan setelah menyerukan persatuan dan kesatuan di Amerika Serikat dalam pidato kepresidenan di Kongres, Presiden Donald Trump justru terus menyampaikan pesan konfrontatif dengan menyerang penasihat khusus Robert Mueller dan penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam Pemilu 2016 di AS, segera setelah rilis Memo Nunes yang menelanjangi FBI dan penyelidikan itu yang disebut Demokrat cacat hukum dan tidak beretika.

Sabtu pagi waktu AS lalu, Trump menyerang FBI dengan menyatakan memo Nunes sebagai bukti bahwa penyelidikan Rusia itu sebagai investigation untuk mencari kambing hitam.

"Memo ini benar-benar membenarkan 'Trump' dalam penyelidikan itu," tulis Presiden Trump dalam Twitter dalam cuitan yang agak aneh karena menuliskan namanya sendiri dalam cuitan itu dengan disertai tanda petik. "Tetapi pengambinghitaman Rusia akan terus berlanjut.

Seperti dikutip Guardian, Trump melanjutkan, "Kesalahan mereka sebelumnya adalah tidak ada kolusi dan penghalang-halangan penyelidikan (kata yang kini digunakan karena setelah satu tahun terus mencari dan tak menemukan apa-apa, kolusi itu mati). Ini adalah cela AmerikA!"




Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018