Surabaya (ANTARA News) - Uji balistik untuk 12 senjata Marinir dalam insiden Alas Tlogo, Pasuruan, pada 30 Mei 2007, akan dilakukan pada 2 Juli mendatang. "Itu karena proses identifikasi 12 senjata Marinir dengan mindik (administrasi penyidikan) dari Pomal (Polisi Militer TNI-AL Lantamal V Surabaya) belum selesai," ujar Kasubbid Publikasi Bidang Humas Polda Jatim, AKBP Suhartoyo, di Surabaya, Jumat. Menurut dia, proses identifikasi sebenarnya sudah dilakukan pada 28 Juni, namun hingga kini belum selesai, sehingga uji balistik baru dapat dilaksanakan pada 2 Juli. "Identifikasi itu merupakan persyaratan dalam uji balistik. Karena itu, uji balistik baru dapat dilaksanakan bila proses identifikasi sudah selesai," tegasnya. Sebelumnya, Kepala Labfor Polri Cabang Surabaya, Kombes Pol Ir Bambang Wahyu Suprapto BSc MM, di sela-sela proses identifikasi di Mapolda Jatim (28/6) menegaskan bahwa identifikasi dilakukan untuk mencocokkan antara senjata dengan mindik dari Pomal. "Ke-12 senjata Marinir itu sebenarnya sudah diserahkan tim penyidik Pomal pada 14 Juni lalu, namun baru dibuka untuk proses identifikasi setelah mindik dari Pomal benar-benar lengkap pada hari ini (28/6)," ucapnya. Ia menjelaskan uji balistik akan diawali dengan penembakan 12 senjata yang dilakukan tim penyidik Pomal sendiri, dengan masing-masing senjata diisi lima peluru. Setelah itu, selongsong dan pelurunya diambil untuk dibandingkan dengan peluru/selongsong di TKP (tempat kejadian peristiwa) dan di tubuh korban, sehingga dapat diketahui senjata mana yang menewaskan warga Alas Tlogo. "Jadi, ada 60 peluru dan 60 selongsong (12 senjata x 5 tembakan) yang akan kami teliti. Kalau sehari dapat menguji 10 peluru/selongsong berarti perlu waktu enam hari," paparnya. ANTARA mencatat, Barang Bukti (BB) insiden Pasuruan diserahkan delapan anggota Pomal yang dipimpin Mayor Laut (PM) Agus Setiawan kepada Kepala Labfor Surabaya, Kombes Pol Bambang W Suprapto, pada 14 Juni 2007. BB senjata Marinir yang diserahkan adalah 10 senjata laras panjang jenis SS-1 yang tersimpan dalam peti kayu, senjata laras pendek (pistol) jenis FN yang dibungkus kardus, dan puluhan serpihan peluru dari tubuh korban luka Choirul Anwar (3) dan Asmad (40) yang dibungkus amplop kecil warna coklat, serta empat helai baju korban tewas. (*)

Copyright © ANTARA 2007