Serang, Banten (ANTARA News) - Reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Saketi-Labuan sepanjang sekitar 56,45 kilometer akan dimulai pada 2019 yang mana untuk pembangunan konstruksinya atau pembangunan kembali rel-nya dan pembebasan lahan dimulai 2018.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Revri Aroes di Serang, Rabu mengatakan, tahun ini Pemprov Banten bersama Kementerian Perhubungan akan memulai tahapan reaktivasi rel kereta api tersebut dengan pembebasan lahan karena di jalur tersebut sudah banyak bangunan-bangunan rumah dan lainnya.

"Tahun ini kita mulai dari pembebasan lahan, kita bersihkan kembali dan merelokasi warga yang tinggal di bekas rel. Mungkin pekerjaannya selesai dalam satu tahun ke depan," katanya seusai rapat koordinasi membahas reaktivasi rel kereta api tersebut serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di pendopo gubernur Banten.

Ia mengatakan, setelah pembebasan lahan dan relokasi warga, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi rel yang akan dimulai pada 2019 setelah selesai pembebasan lahan.

Sehingga, diperkirakan pada 2021 kereta api jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuan yang sudah puluhan tahun berhenti tersebut, akan kembali beroperasi.

Bahkan tidak hanya itu, kata dia, setelah 2021 dan selesai operasionalisasi jalur tersebut, akan kembali dilanjutkan hingga ke Panimbang untuk mendukung jalur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang dan juga ke Bayah di Kabupaten Lebak.

"Untuk ke Labuan dan Bayah nanti setelah 2021. Ini untuk memudahkan masyarakat pergi ke lokasi pariwisata dengan transportasi massal," katanya.

Menurutnya, pembangunan jalur kereta api harus terintegrasi dan terpadu. Oleh karena itu, reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Saketi Labuan tersebut, akan dilanjutkan dengan pembangunan jalur lainnya yakni ke Panimbang Kabupaten Pandeglang yakni ke lokasi KEK Pariwisata dan juga sampai ke Bayah di Kabupaten Lebak.

Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita berharap masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur rel kereta api tersebut memiliki kesadaran untuk pindah ke tempat lain dalam kaitannya pelaksanaan pembebasan lahan guna mendukung program pemerintah.

Dengan demikian, keberadaan rel kereta api tersebut yang merupakan sarana transportasi massal bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta mendukung pembangunan di wilayah Banten Selatan.

"Sehingga diharapkan mulai 2020 (reaktivasi KA) sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena akan ada pusat-pusat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi baru di sana," kata dia.

Pewarta: Mulyana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018