Seoul (ANTARA News) - Hyundai Motor mengalami kemerosotan laba bersih hingga 20,5 persen pada 2017, kendati produsen otomotif Korea Selatan itu berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 2,9 persen.

Laba operasional setahun penuh Hyundai turun 11,9 persen menjadi 4,57 triliun won karena ketatnya persaingan di pasar otomotif dunia, terutama China.

"Yang kuat menang, persaingan ketat dengan kompetitor di pasar utama seperti China dan kenaikan biaya pemasaran yang mencapai titik terendah," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Kamis.

Hyundai bersama afiliasinya, KIA, merupakan produsen mobil kelima terbesar di dunia, namun mereka kesulitan mengembangkan pasar di China karena ketegangan antar kedua negara.

Penjualan Hyundai Motor di China merosot 31 persen menjadi 785.006 unit, sementara penjualan Kia Motors anjlok 44,61 persen menjadi 360.006 unit.

Pada Oktober-Desember laba operasi turun 24 persen ke 775,2 miliar won, meskipun penjualan hampir tidak berubah pada 24,50 triliun won.

Hyundai Motor mengatakan, pihaknya memperkirakan pertumbuhan permintaan kendaraan secara global akan tetap di level terendah sejak krisis keuangan 2008.

Kendati demikian, Hyundai mematok penjualan sebanyak 4,68 juta unit pada tahun ini, atau lebih tinggi dari 4,51 juta yang terjual di tahun 2017, demikian AFP.


Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018