Detroit (ANTARA News) - Deretan fitur canggih pada mobil-mobil keluaran terbaru termasuk yang terkoneksi dengan ponsel pintar, kamera, kontrol layar sentuh, dan pemantauan blind-spot memang membuat pengemudi merasa lebih aman.

Namun fitur canggih dalam sebuah mobil juga ikut menaikkan biaya asuransi karena fasilitas berteknologi tinggi disediakan dengan harga yang cukup mahal.

"Jika rusak, harganya jauh lebih mahal untuk diperbaiki," kata James Lynch dari Insurance Information Institute yang berbasis di New York, dilansir USA Today.

Jika sebelumnya memperbaiki bumper yang penyok adalah hal yang mudah, kini untuk mereparasi bagian itu memerlukan biaya 3.550 dolar AS (sekitar Rp47 juta) untuk mobil mewah kelas entry-level keluaran 2016, dibandingkan model 2014 seharga 1.845 dolar AS (Rp 24 juta), menurut data Liberty Mutual Insurance.

Hal itu menjadi mahal karena model 2016 memiliki sensor jarak tapi model 2014 tidak. Sukucadangnya 130 persen lebih mahal dan biaya tenaga kerja 18 persen lebih tinggi.

"Sekarang, perbaikan kecil dan sederhana lebih mahal dan rumit," kata Maxime Rieman manajer produk untuk asuransi di Value Penguin.

Di sisi lain, konsumen kerap tidak memikirkan biaya asuransi saat mereka membeli mobil baru atau mobil bekas terbaru sehingga mereka disarankan menyiapkan dana lebih untuk asuransi yang mencakup fitur canggih dan kelengkapan keselamatan terkini lainnya.

"Untuk meningkatkan keamanan, hal itu juga meningkatkan premi pada polis," kata Todd Kozikowski petinggi Clearsurance.

Kerusakan pada fitur keselamatan bisa saja terjadi karena beberapa sensor ditempatkan bumper dan kaca spion yang mudah terkena benturan dalam suatu insiden.

Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018