Jakarta (ANTARA News)  - Peran Bulog dalam menjaga kestabilan harga bahan pangan yang beredar di pasaran harus dioptimalkan, termasuk pula dalam menjalankan fungsinya guna menyerap hasil panen produksi sektor pertanian di Tanah Air.

"Tugas Bulog menstabilkan harga bahan pangan sekaligus menyerap hasil panen petani," kata Anggota Komisi IV DPR Rahmad Handoyo dalam rilis di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, saat ini ada banyak faktor yang bisa berdampak kepada kenaikan harga bahan pangan seperti beras, misalnya kondisi hasil panen yang tidak bagus.

Politisi PDIP itu juga menyorot faktor adanya permainan di pasaran oleh pihak swasta yang juga bisa mempengaruhi harga bahan pangan tersebut.

Untuk itu, ia menginginkan agar Bulog bisa menyerap hal tersebut dengan maksimal ketika hasil panen berlebih. Namun, lanjutnya, karena harga pembelian yang ditawarkan pihak swasta kepada petani biasanya lebih tinggi, maka biasanya petani lebih memilih untuk menjual hasil panennya ke swasta.

Rahmad menegaskan agar pemerintah dapat mengkaji ulang kebijakan terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sehingga dapat menjadi solusi yang memuaskan seluruh pihak.

Sementara itu, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi berpendapat, posisi Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai importir tunggal untuk komoditas beras rawan disalahgunakan dan tidak efektif.

"Posisi Bulog sebagai pengimpor tidak efektif, mengingat Bulog sangat tergantung pada pertimbangan politis dan juga prosedur birokrasi," kata Hizkia Respatiadi.

Menurut Hizkia, pemerintah sebaiknya membuka peluang untuk sektor swasta untuk mengimpor beras guna menghindari adanya monopoli dan persaingan yang tidak sehat di pasar beras Tanah Air.

Ia berpendapat monopoli atas beras yang dilakukan Bulog adalah salah satu masalah dalam tata niaga beras, karena monopoli ini dinilai merugikan banyak pihak terutama konsumen yang paling merasakan dampaknya.

Hizkia memaparkan, kewenangan yang hanya dimiliki oleh satu pihak pasti akan menimbulkan dampak negatif karena dengan dengan pemain itu-itu saja, dinilai tidak akan ada kompetisi yang sehat dalam penyediaan beras.

"CIPS memandang peran Bulog sebaiknya lebih dimaksimalkan dalam distribusi beras untuk korban bencana alam atau situasi darurat lainnya," katanya.

Peran itu, ujar dia, termasuk di dalamnya menyiapkan, mengelola dan mendistribusikannya ke lokasi bencana.

(T.M040/H005)


Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018