Jakarta (ANTARA News) - HMD Global berusaha kembali membawa kejayaan ponsel Nokia, melalui nostalgia ponsel lama yang diluncurkan versi terkini sampai memasang sistem operasi Android 


Masuk ke zaman ponsel pintar pada tahun 2000an awal, Nokia memakai sistem operasi Symbian, kemudian beralih membuat ponsel berbasis Windows.




Belakangan, setelah Windows Phone tidak lagi berkembang, merk yang merajai feature phone pada zamannya ini mencoba memasuki pasar Android dengan serangkaian ponsel.




ANTARA News berkesempatan mencoba salah satu ponsel berbasis Android mereka yang sudah hadir di pasar Indonesia, Nokia 6.




Bodi dan rancangan




Kesan pertama melihat Nokia 6, tidak diragukan lagi mereka masih memegang konsep lama: ponsel yang tangguh. Memakai material aluminium, Nokia 6 berbobot ringan, namun kokoh, sedikit mengingatkan ke iPhone generasi keempat.




Jika dibandingkan dengan ponsel di kelas harga yang sama, Rp3 jutaan, tampilan Nokia 6 tergolong mewah berkat bodi metal penuh dan warna matte black.

Tampilan belakang Nokia 6 yang memakai sistem operasi Android. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Ukuran ponsel berlayar 5,5 inci, perbandingan layar dan bodi 70,7 persen, ini tidak menyulitkan untuk digenggam dan dioperasikan dengan satu tangan.




Layaknya ponsel kelas menengah, Nokia 6 sudah memiliki fitur keamanan pembaca sidik jari, HMD memilih home button untuk memindai sidik jari.




Tampilan home button cenderung tidak selebar milik ponsel lainnya, namun, dapat membaca sidik jari dengan baik. Terdapat jeda beberapa detik sebelum kunci ponsel terbuka setelah menempelkan jari di home button.




Layar IPS LCD Nokia 6 memakai resolusi 1080x1920 pixel dan sudah dilindungi Corning Gorilla Glass 3.

Tampilan samping Nokia 6 yang memakai sistem operasi Android. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)



Peranti lunak




Nokia 6 memakai Android Nougat 7.1, yang menurut kabar akan segera mendapat pembaruan ke Oreo. Saran ANTARA News, saat pertama kali mengaktifkan ponsel ini, sebaiknya Anda berada di lokasi yang memiliki Wi-Fi dan tidak berada jauh dari stop kontak karena banyak peranti lunak yang harus diperbarui.




Perlu sekitar satu jam untuk memperbarui software, koneksi Wi-Fi medium, sampai ponsel siap untuk digunakan.




Nokia 6 memakai Android murni, tidak mengembangkan sistem operasi sendiri seperti Xiaomi dengan MIUI dan Funtouch dari Vivo yang berbasis Google Android.




Hasilnya, tampilan antarmuka Nokia 6 sedikit kurang praktis meskipun sudah dilengkapi “tray” di bagian atas untuk mengakses fitur yang sering digunakan.




Contohnya, fitur untuk mengaktifkan data, pengguna harus mengetuk ikon, kemudian akan muncul tombol gulir untuk menyalakan atau mematikan data.




Cara itu juga berlaku untuk menyalakan atau mematikan fitur lokasi.




Ponsel ini juga cepat terasa hangat jika mengaktifkan fitur lokasi dan digunakan untuk “tethering” internet ke perangkat lain.




Kamera




Sayangnya, Nokia 6 belum memasang kamera gnada baik untuk kamera primer maupun sekunder.




Ponsel ini memakai konfigurasi standar kamera kelas menengah, bagian depan 8MP dan belakang 16MP.




Kamera Nokia 6 pun memiliki fitur-fitur standar, seperti geo-tag, mengatur fokus dengan disentuh, deteksi wajah dan modus panorama.




Fitur-fitur ini “tersembunyi” karena tidak banyak yang ditampilkan di sekitar tombol shutter maupun di bagian atas.




Ikon pengaturan lanjutan untuk kamera tidak begitu eye-catching, cukup menyulitkan untuk mencari fitur.




Sementara itu, untuk hasil foto, seperti resolusi 16MP dan 8MP pada umumnya dan masih dapat digunakan di cahaya redup dengan bantuan flash.




Berikut ini adalah contoh hasil foto menggunakan kamera depan (atas), kamera belakang (bawah).

Hasil foto dengan kamera belakang Nokia 6. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas) 

Hasil foto dengan kamera depan Nokia 6. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas) 

Performa

Nokia 6 memakai chipset buatan Qualcomm, Snapdragon 430, didukung CPU octa-core 1,4GHz Adreno 505.




RAM 3GB dan kapasitas penyimpanan internal 32GB sudah cukup untuk pemakaian aktif sehari-hari.




Beberapa situs menyebutkan Nokia 6 yang resmi keluar awal tahun ini sudah mendukung fast-charging untuk mengisi daya baterai sebesar 3.000mAh.




Berdasarkan pengalaman, ANTARA News perlu mengisi daya selama 2 jam tanpa dipakai agar baterai penuh dari kondisi low batt hingga 100 persen.




Di harga Rp3,299 juta, Nokia 6 harus bersaing antara lain dengan ASUS Zenfone Laser 3, BlackBerry Aurora, Huawei P9 Lite dan Samsung Galaxy J7 Prime.

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017