Surabaya (ANTARA News) - Polisi Militer TNI-AL (Pomal) Lantamal V Surabaya mentargetkan, dapat mengajukan hasil penyidikan insiden Alastlogo di Pasuruan pada 30 Mei 2007 ke Mahkamah Militer (Mahmil) dalam tiga bulan. "Kami sudah memeriksa 22 saksi dan hal itu sudah cukup. Kalau bisa satu bulan sampai uji balistik, maka tiga bulan sudah bisa diajukan ke Mahmil," ujar Komandan Pomal Kolonel Laut (PM) Totok Budi Susanto di Surabaya, Selasa. Ia mengemukakan hal itu di sela-sela rapat koordinasi di Labfor Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim yang dihadiri dirinya, Kapuslabfor Bareskrim Polri Brigjen Pol Ruslan Riza dan lima anggotanya. Selain itu, Komandan POM TNI AD Kolonel CPM Achmad Sulaiman, Komandan POM TNI AU Kol Sudibyo Budi, Kalabfor Surabaya Kombes Pol Bambang W Suprapto, dan Kabid Humas Polda Jatim AKBP Pudji Astuti. "Uji balistik itu sangat mempengaruhi masa penahanan 13 marinir, karena masa penahanan mereka selama 20 hari telah berakhir pada 19 Juni. Saya sudah mengajukan perpanjangan masa penahanan untuk satu bulan tahap pertama dan sudah disetujui sejak 20 Juni hingga 19 Juli," tegasnya. Menurut dia, perpanjangan masa tahanan itu dapat diusulkan hingga enam kali untuk perpanjangan satu bulan tahap 1 hingga 6, namun penyidikan tampaknya akan dapat diselesaikan dalam tiga bulan. "Untuk uji balistik bagi 12 senjata marinir dalam insiden Alastlogo itu sendiri masih menunggu Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi korban luka tembak yakni Choirul Anwar (3) dan Asmad (40)," ucapnya. Pada 19 Juni, katanya, pemeriksaan Choirul dan Asmad dilaksanakan di Pasuruan untuk melengkapi BAP, karena Choirul memang baru pulang dari Rumah Sakit Syaiful Anwal (RSSA) Malang. ANTARA News mencatat, barang bukti (BB) insiden Pasuruan itu diserahkan delapan anggota Pomal yang dipimpin Mayor Laut (PM) Agus Setiawan kepada Kepala Labfor Surabaya, Kombes Pol Bambang W Suprapto pada 14 Juni 2007. BB senjata marinir yang diserahkan adalah sepuluh senjata laras panjang jenis SS-1 yang tersimpan dalam peti kayu, senjata laras pendek (pistol) jenis FN yang dibungkus kardus, dan puluhan serpihan peluru dari tubuh korban luka Choirul Anwar (3) dan Asmad (40) yang dibungkus amplop kecil warna coklat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007