Malang (ANTARA News) - Choirul Anwar, salah satu korban luka tembak tragedi Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekeok, Pasuruan, Jatim, Senin, diperbolehkan pulang ke kampung halamannya setelah dua pekan menjalani perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Humas RSSA, Sri Endah Novianti, menuturkan korban Choirul Anwar bisa pulang, setelah Tim Dokter yang menanganinya menyatakan kondisi balita berusia tiga tahun itu sudah membaik dan bisa hidup secara normal pasca-operasi pengambilan serpihan peluru di dadanya. "Saat ini sudah ditandatangangi berita acara penyerahan korban oleh pihak RSSA Malang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dalam hal ini diwakili oleh wakil Direktur RSSA Malang dr Lukman Hakim Sutrisno, sedangkan dari Pasuruan diwakili oleh Kepala Puskesmas Lekok, dr M Ghozali," ujarnya, saat mengantar kepulangan korban. Choirul Anwar adalah salah satu bocah korban tragedi Pasuruan yang tertembak di bagian dada sebelah kiri saat digendong oleh ibunya, Mistin (27), yang menjadi salah satu korban meninggal dunia pada insiden 30 Mei tersebut. Menurut dia, untuk perawatan selanjutnya diserahkan pada pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, namun pihak RSSA MAlang tetap akan memantau kondisi dari korban bocah yang kini piatu itu. Kakek korban, Samad, mengakui jika cucunya sudah sembuh dan siap untuk pulang ke rumah. Pihaknya tidak akan balas dendam kepada siapa saja yang telah menyebabkan anaknya meninggal dan cucunya luka, akibat tembakan saat tragedi Alas Tlogo. "Choirul senang sekali diajak pulang, dia sudah jalan sendiri serta asyik bermain dengan robot-robotannya. Namun kami juga binggung menjawab, jika Choirul tanyakan ibunya," ucapnya, lirih. Korban Choirul Anwar pulang ke rumahnya setelah dijemput oleh Dinas Kesehatan Pasuruan dengan mengunakan dua mobil ambulans, dan menurut rencana langsung diantar sampai rumahnya. Choirul Anwar meninggalkan RSSA MAlang tepat pukul 10.30 WIB yang dilepas oleh puluhan perawat yang selama ini menanganinya. Sementara untuk korban lainnya, Erwanto (21) yang rencananya akan pulang hari ini (Senin, 18/6) gagal. Pasalnya, korban harus melakukan pemeriksaan lebih jauh terkait dengan kondisi kesehatan dan kejiwaannya. "Saya ingin cepat pulang, saya bosan di sini," tuturnya, sambil tersenyum dan melambaikan tangan pada wartawan. Kondisi dari Erwanto sudah berangsur stabil, hanya saja perlu istirahat yang cukup dan menunggu keringnya luka yang berada di perutnya akibat bedah "Colostomy" atau pengalihan alat buang air besar. Kedua korban telah menjalani perawatan dan operasi pengambilan serpihan peluru yang bersarang di tubuhnya, Senin (11/6) pekan lalu. Untuk Choirul Anwar pihak RSSA Malang telah mengambil sebanyak 18 serpihan peluru dan Erwanto sembilan serpihan. (*)

Copyright © ANTARA 2007