Kupang (ANTARA News) - Mantan Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad), Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki dan mantan Panglima Komando Strategis TNI-AD (Pangkostrad), Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto akan melayat jenazah almarhum Abilio Jose Osorio Soares yang meninggal dunia di Kupang, Minggu (17/6). "Ada rombongan pelayat dari Jakarta dalam jumlah yang cukup banyak, di antaranya Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki dan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Mereka menggunakan pesawat khusus dari Jakarta dan akan tiba di Kupang sekitar pukul 15.00 Wita," kata Florecio Mario Vieira, salah seorang anggota keluarga almarhum Abilio di Kupang, Senin. Mantan Gubernur Timor Timur periode 1994-1999 semasa Timtim menjadi bagian dari NKRI itu meninggal dunia di RSUD Prof WZ Johanes Kupang, Minggu, sekitar pukul 11.16 Wita akibat penyakit kanker. Saat ini, jenazah Abilio disemayamkan di rumah duka di Jalan Sam Ratulangi IV No.5, dan menurut rencana akan dimakamkan, Selasa (19/6) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Loka Kupang. Mario Vieira yang juga pengamat masalah Timor Leste mengatakan kehadiran Kiki Syahnarki dan Prabowo Subianto karena mereka memiliki jiwa dan semangat yang sama dengan almarhum Abilio Soares tentang kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. "Bagi mereka, kedaulatan bangsa dan negara adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Atas dasar itu, mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan Gubernur Timtim itu," katanya menambahkan. Sebelum memangku jabatan sebagai Wakasad adalah Panglima Kodam IX/Udayana dan Panglima Darurat Militer Timor Timur ketika bekas wilayah provinsi ke-27 Indonesia itu mengalami gejolak politik dan keamanan pasca jajak pendapat pada 30 Agustus 1999. Dengan melihat serangkaian jabatan tersebut, sungguh tidak mengherankan jika Kiki Syahnarki harus memberikan penghormatan terakhir kepada Abilio yang sudah lama dikenal, baik dalam jabatan maupun sebagai sahabat. Prabowo sebelum memangku jabatan sebagai Pangkostrad, ia juga menjadi Danjen Kopassus yang memimpin operasi pemulihan keamanan di Timtim untuk menumpas separatis gerakan pengacau keamanan (GPK) pada saat itu. "Mereka memiliki sikap politik yang sama bahwa kedaulatan bangsa dan negara adalah harga mati, meski Timtim kini harus lepas dari NKRI dan menjadi sebuah negara merdeka. Karena itu, kedua letnan jenderal purnawirawan itu datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Abilio Soares," kata Mario Vieira menambahkan. (*)

Copyright © ANTARA 2007