Beijing (ANTARA News) - Pergelaran seni-budaya bertajuk "Indonesia-China Intertwined" di Beijing, Jumat malam, menghadirkan suatu kolaborasi menarik antara musik tradisional Indonesia dan China. Laporan ANTARA News dari Beijing menyebutkan pertunjukan itu menyuguhkan sejumlah atraksi pergelaran alat musik tradisional dari kedua negara di samping pertunjukan "fesyen" dari dua perancang busana nasional, Obin dan Anita Anas. Musisi Dwiki Dharmawan bersama kelompok musiknya menyuguhkan irama musik dan lagu yang menceritakan keindahan Indonesia, dengan tradisinya, masyarakatnya, serta keadilannya. Dua penyanyi nasional Ivan Nestorman dan Ita Purnamasari ikut menyemarakkan pertunjukkan seni-budaya yang diprakarsai oleh KBRI Beijing itu. Ivan Nestorman menyanyikan sejumlah lagu dari daerah Flores, NTT, sementara Ita Purnamasari menyanyikan sejumlah lagu daerah, seperti Manuk Jajali, Gundul Pacul, Rasa Sanyange, dan Si Jali-Jali. Dalam pergelaran tersebut ditampilkan pula kelompok musik yang memainkan sejumlah alat musik tradisional dari kelompok "Twelve Girls Band" yang membawakan sejumlah lirik lagu China. Pada awal pagelaran itu, musisi Dwiki Dharmawan dan kelompok musiknya berkesempatan melakukan kolaborasi musik antara musik tradisional Indonesia dan musik tradisional China yang dibawakan "Twelve Girls Band". Musik tradisional Indonesia yang dibawakan Dwiki juga turut menyertai pertunjukan fesyen dari dua perancang busana, Obin dengan kreasi batiknya dan Anita dengan kreasi songketnya, yang dibawakan oleh sejumlah peragawati, di antaranya dua peragawati terkemuka China, Dai Xiaoyi dan Wang Yang. Duta Besar RI untuk China, Sudrajat, mengatakan pergelaran seni-budaya bertajuk "Indonesia-China Intertwined" itu merupakan implementasi konkrit kerjasama strategis kedua negara yang dicanangkan Presiden Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, April 2005. "Pergelaran tersebut merupakan salah satu pilar implementasi kerjasama strategis antara kedua negara yang telah ditandatangani oleh pemimpin dari kedua negara," kata Dubes Sudrajat. Dengan adanya pergelaran ini, lanjutnya, diharapkan kedua belah masyarakat dan negara bisa saling mengetahui, belajar, dan mencintai satu sama lain yang pada akhirnya bisa saling memahami. Hadir dalam pagelaran seni-budaya tersebut sejumlah duta besar dan diplomat dari negara-negara sahabat di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007