Yokohama (ANTARA News) - Nissan Motor Co Ltd pada Jumat mengatakan akan menambah jumlah staf ahli pemeriksa kendaraan menyusul skandal "inspeksi" yang terjadi di pabrik Jepang yang diklaim akibat kekurangan staf pemeriksa.
Bulan lalu, Nissan me-recall 1,2 juta kendaraan - termasuk semua mobil penumpang yang diproduksi untuk dijual di Jepang dalam tiga tahun terakhir - setelah menemukan adanya staf tak bersertifikat yang memeriksa kendaraan di pabrik.
Nissan menyatakan kekurangan staf itu terjadi karena perusahaan tidak memberikan pertimbangan tepat saat memotong jumlah staf pemeriksa, kata Nissan dalam sebuah laporan.
"Tingkat pengurangan jumlah staf yang dialokasikan masing-masing pabrik diterapkan secara seragam di seluruh pabrik, dan pertimbangan khusus tidak diberikan untuk memastikan inspeksi akhir," katanya dilansir Reuters, Jumat.
"Karena itu, pabrik kekurangan atau tidak ada surplus dalam jumlah pemeriksa akhir."
Dikatakan juga bahwa Nissan akan meningkatkan jumlah pemeriksa akhir hingga 85 orang pada akhir Maret tahun depan, atau naik sekitar 20 persen dari jumlah saat ini.
Soal recall, Nissan memperkirakan akan menelan biaya 25 miliar yen sehingga pada pekan lalu mereka merevisi proyeksi laba operasional tahunan. Walaupun skandal itu tidak berpengaruh pada kendaraan ekspor, namun masalah inspeksi itu tentunya mencoreng merek Nissan di Jepang.
Perusahaan tersebut juga telah menunjuk seorang wakil presiden perusahaan baru untuk mengawasi semua pabrik di Jepang, serta meningkatkan jumlah manajer penjaminan kualitas serta manajer yang bertanggung jawab atas inspeksi akhir di setiap pabrik, demikian Reuters.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017