Jakarta (ANTARA News) - Makna cinta memang luas, sampai-sampai kerap membingungkan semua orang bahkan mereka yang mengungkapkan cinta itu sendiri seperti yang dialami oleh kelompok band Zeus yang beranggotakan enam remaja pria itu. "Tema cinta dalam lagu yang memang kita jadikan `theme song` HIV/AIDS bercerita tentang kisah percintaan yang tidak tercapai hanya karena ada jurang pemisah," kata vokalis Zeus Fariez dalam konferensi pers alam renungan AIDS Nusantara 2007 di Jakarta, Rabu. Namun, ketika ditanya lebih jauh tentang apa keterkaitan antara HIV/AIDS dengan lirik lagu yang dijadikan tema HIV/AIDS tersebut, Fariez agak kebingungan. "Yang jelas, cinta itu kan universal dan tentunya tidak diskriminatif, itulah yang ingin kita sampaikan bahwa jangan ada diskriminasi terhadap mereka yang mengidap HIV/AIDS," kata Sekretaris Forum LSM Peduli AIDS Jabodetabek Oyong Zakaria membantu menjelaskan. Meski demikian Fariez dan Selpa yang saat itu hadir mewakili empat rekan-rekannya yang lain mengatakan komitmen mereka untuk menyuarakan kepedulian terhadap pencegahan HIV/AIDS sangat tinggi mengingat remaja dianggap rentan terpapar penyakit tersebut. "Untuk itu kami ingin menyampaikan hal itu pada rekan-rekan remaja," kata Selpa. Zeus dibentuk pada 2005 dan ditunjuk sebagai "spokeperson" bagi UNAIDS di Indonesia. Dalam album pertamanya yaitu Dewi Cinta, Zeus mempersiapkan satu lagu khusus berjudul "Tertawa Menangis" sebagai tema lagu HIV/AIDS. Kelompok yang pernah tampil pada SCTV Music Awards, Extravaganza Trans TV dan sejumlah tayangan lainnya di layar kaca itu digawangi oleh Fariez pada vokal, Aries Rhythm, Arif Lead Guitar, Edi Bass, Selpa pada Keyboard dan Ryjo pada Drum. Mereka akan menyisihkan sebagian hasil pendapatan dari lagu Tertawa Menangis untuk mendukung kegiatan HIV/AIDS. Acara malam renungan HIV/AIDS yang digagas oleh Forum LSM Peduli AIDS Jabodetabek akan dilangsungkan di Pantai Indah Taman Impian Jaya Ancol pada Sabtu (16/6) mulai pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB, diramaikan juga oleh group band Wong Pitoe dan Ressa Herlambang.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007