Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah kini sedang menegosiasikan penjualan aset Perusahaan Umum Damri (Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia) untuk menutup defisit perusahaan tersebut. "Saat ini sedang kita negosiasikan untuk menjual aset mereka," kata Deputi Meneg BUMN, Bidang Usaha Logistik dan Pariwisata, Ir. Harry Susetyo Nugroho, MBA, di Jakarta, Selasa. Perum Damri mengalami kinerja terus memburuk yang mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu membayar gaji karyawan. Bahkan jaminan hari tua karyawan juga terancam tidak dapat dibayarkan. Sampai saat ini berbagai opsi penghematan terus dilakukan termasuk mengurangi rute dan operasional di Jakarta. Kini hanya rute ke Bandara Soekarno-Hatta yang dipertahankan karena dinilai masih menguntungkan. Harry tidak mengatakan secara detail soal "deadline" atau tenggat waktu negosiasi mengingat hingga kini gaji karyawan Damri belum dibayar sampai tujuh bulan. "Belum tahu ini, pokoknya sekarang sedang proses," katanya. Pihaknya juga belum menerapkan tarif atau harga taksiran soal sejumlah aset perusahaan umum itu yang akan dijual. "Kita akan proses secepatnya," katanya. Sebelumnya, Forum Peduli Nasib Karyawan Damri berdemo di depan Kantor Kementerian Negara BUMN menuntut pembatalan penjualan aset perusahaan pada Senin (11/6). Mereka menuntut Meneg BUMN agar segera memerintahkan Direksi Damri untuk membayarkan upah para karyawan yang belum dbayar selama tujuh bulan. Demonstran mengatakan bahwa dalam rapat dengan Komisi IX DPR beberapa waktu lalu, telah disetujui dana talangan untuk pembayaran gaji karyawan Damri akan diambilkan dari APBN-Perubahan 2007.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007