Tokyo (ANTARA News) - Menteri Transportasi Jepang, Keiichi Ishii, mengatakan pada Jumat bahwa terdapat teknisi yang tidak berwenang yang melakukan pengecekan akhir atas kendaraan yang diproduksi di lima pabrik Nissan Motor, berdasarkan pemeriksaan kementerian tersebut.

Teknisi yang tidak berwenang termasuk pekerja kontrak, kata Ishii dalam sebuah konferensi pers dilansir dari Reuters, Jumat.

Sebagai dampaknya, Nissan melakukan recall (penarikan kendaraan) terhadap 1,2 juta mobil baru yang dijual di Jepang dalam tiga tahun terakhir setelah ditemukan adanya pemeriksaan akhir yang dilakukan oleh teknisi yang tidak berwenang itu.

(Baca: Nissan tangguhkan pendaftaran kendaraan baru di Jepang)

Jepang memang memberlakukan aturan ketat terkait prosedur produksi kendaraan agar produk yang dihasilkan memenuhi segala unsur administrasi, keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pengendaranya.

Pada Jumat pekan lalu, perusahaan memperkirakan kejadian itu akan memengaruhi setidaknya 60.000 kendaraan, namun jumlahnya bisa meningkat setelah penyelidikan menyeluruh, kata juru bicara Nissan yang dikutip kantor berita AFP.

"Kendaraan yang terdampak akan diperiksa ulang dan pendaftaran akan dilanjutkan saat pengecekan selesai," kata Nissan.

"Mengenai kendaraan yang terpengaruh tapi sudah terjual, pemilik akan dihubungi pada waktunya serta diberi instruksi mengenai bagaimana mereka bisa memeriksa ulang kendaraan mereka," kata juru bicara perusahaan.
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2017