Jakarta (ANTARA News) - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus Rp9.000 per dolar AS bersifat temporer dan diharapkan akan membaik dalam waktu dekat, kata seorang pejabat Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Jumat. "Itu (pelemahan rupiah) berlaku secara temporer dan kita harapkan ini akan membaik dalam waktu dekat," kata Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI, Budi Mulia, usai shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, menembus level Rp9.000 per dolar AS menjadi Rp9.030/9.040 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp8.875/8.929 per dolar AS atau merosot 55 poin. Menurut Budi, pelemahan rupiah akibat terjadinya aksi ambil untung para pemain valas di akhir minggu yang ingin merealisasikan laba yang diperoleh dari pelemahan tersebut. "Dan kebiasaan di akhir minggu itu pelaku biasa melakukan aksi ambil untung (profit taking) seperti itu, dia ingin merealisasikan keuntungannya di akhir minggu," katanya, dengan menambahkan bahwa penurunan ini juga akibat dari efek global di akhir minggu. Namun, menurut dia, BI tetap mencermati masalah tersebut dan akan tetap menjaga volatilitasnya. "Pastikan rupiah itu hanya kita jaga tingkat volatilitasnya, tetapi yang penting target kita adalah inflasinya itu," katanya. Volatilitas pada April 2007 mencapai 1,5 persen, sedangkan Mei 2007 menurut Budi Mulia mencapai 2,9 persen. Sedangkan target inflasi BI pada 2007 sebesar enam plus minus satu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007