Jakarta (Antara) -- Upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan energi nasional melalui penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) terus dilakukan, salah satunya adalah melalui penandatanganan Deklarasi Gerakan Satu Juta Atap Surya yang dilakukan di acara IndoEBTKE Conex 2017 in conjunction with Bali Clean Energy Forum 2017 di Jakarta, Rabu (13/9).

Kementerian ESDM yang bersinergi dengan beberapa stakeholder lain di industri energi lainnya seperti Kementerian Perindustrian, BPPT, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Konsorsium Fotovoltaik Indonesia, dll, merancang kerangka kerja untuk mewujudkan percepatan penggunaan EBT, yakni:

1.Berkolaborasi dan bersinergi untuk membangun pasar fotovoltaik yang luas dan kompetitif

2. Menyingkirkan hambatan regulasi, teknis dan pendanaan yang menghambat pertumbuhan pasar fotovoltaik nasional

3. Aktif menyosialisasikan kepada masyarakat, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan

4. Berkontribusi secara aktif sesuai bidang keahlian

5. Berusaha mengoptimalkan pengintegrasian atap surya dalam program penyediaan listrik, pembangunan perumahan rakyat, dan fasilitas dan infrastruktur publik


Adapun tujuan deklarasi ini ialah:
1. Mempercepat penggunaan atap surya di perumahan, fasilitas umum, bangunan komersial, gedung pemerintahan dan komplek industri 

2. Mendorong terciptanya industri fotovoltaik yang berdaya saing dan lapangan kerja hijau (green jobs)

3. Menodorng penyediaan listrik yang handal, berkelanjutan, dan terjangkau

4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi efek rumah kaca 

5. Mendukung komitmen Paris Agreement dan upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)

Direktur Aneka Energi dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Maritje Hutapea mengatakan, deklarasi tersebut didasari oleh penetapan target kebijakan energi nasional berupa bauran energi sebesar 23 persen pada 2025 atau total listrik sebesar 45 GW yang berasal dari EBT seperti panas bumi, surya, hidro, bioenergi, arus laut dan lain lain.

"Deklarasi ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas dalam mendukung tercapainya target bauran energi sebesar 23 persen pada 2025, dan target produksi energi surya nasional sebesar 6,4 GW," ujar Maritje.

Deklarasi Gerakan Satu Juta Atap Surya ditandatangani oleh 14 tokoh kunci yakni Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana, Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian Putu Suryawirawan, Kepala B2TKE BPPT Andhika Prastawa, Ketua Umum METI Surya Darma, Wakil Ketua Umum Konsorsium Kemandirian Industri Fotovoltaik Indonesia Didi Apriadi, Sekjen Asosiasi Energi Surya Indonesia Arya Rezavidi, Ketua Umum Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia Nick Nurachman, Ketua Umum Perkumpulan Pengguna Surya Atap Bambang Sunaryo, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Febby Tumiwa, Ketua Umum Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia, Ketua Pengawas Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia Hamzah Hilal, Ketua Komisi Tetap Energi Surya Kadin Indonesia Abdul Kholik, Ketua Umum Kontraktor dan Jasa Energi Terbarukan Roswilman Rusli, dan Rektor Universitas Darma Persada Dadang Solihin.

Selain acara penandatanganan deklarasi, juga diumumkan daftar peraih Subroto Awards yang diberikan kepada para individu, kelompok, dan instansi yg berjuang meningkatkan pengadopsian EBT di Indonesia. Penganugerahan Subroto Awards akan dilangsungkan pada tanggal 27 September, bersamaan dengan penganugerahan penghargaan lainnya.



Pewarta: Primasatya
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017